PEMKOT Cirebon terus mematangkan rekrutmen relawan nakes dari sektor pendidikan yang ada di Cirebon. Di antaranya FK UGJ, STIKes Mahardika, STIKes Muhammadiyah Kota Cirebon, STIKes Ahmad Dahlan Kabupaten Cirebon, Poltekkes Tasikmalaya, dan sejumlah perguruan tinggi lainnya.
“Total ada 12 perguruan tinggi. Mereka sudah setuju. Kita tinggal menyiapkan APD dan tempat karantinanya. Karena mereka kerja 12 hari melayani pasien Covid-19 setiap hari. Jadi tiap selesai harus dites dan dikarantina. Kemungkinan memakai Hotel Langensari lagi,” tandas Kepala Dinkes Kota Cirebon dr Edy Sugiarto MKes, kemarin.
Edy menjelaskan, kebutuhan nakes di masing-masing tempat isolasi masih mencapai 6 orang. Rencananya Pemkota Cirebon akan menyiapkan 6 titik lokasi baru ditambah dengan 1 titik lokasi Hotel Ono’s. Sehingga kurang lebih harus disiapkan 108 tenaga kesehatan untuk seluruh titik.
“Kita butuh 3 shift dengan masing-masing shift ada 1 dokter, 1 sopir, 2 para medis, dan 2 umum. Jadi tinggal kalikan tiga saja. Sekitar 108 nakes. Rencananya ada 5 kecamtaan yang nantinya ada isolasi terpusat masing-masing dan ditambah satu di BKKBN Kota Cirebon dengan masing-masing 100 pasien. Kalau RSDGJ butuh 200 lebih nakes,” jelas Edy.
Sementara itu, Sekda Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi mengungkapkan bahwa pihaknya dengan Dinkes Kota Cirebon sudah mendata beberapa tenaga kesehatan yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi dan sekolah kesehatan yang ada di Cirebon. Serta, didapatkan banyak variasi dari masing-masing perguruan tinggi atau sekolah kesehatan.
“Banyak variannya. Dokter bisa dari FK UGJ, baik yang sudah lulus pendidikan maupun pendidikan profesi untuk pendampingan isolasi di masyarakat. Calon dokter mudanya sudah siap. Untuk Poltekkes sudah siap 80 perawat dan 30 bidan. Namun, sebagian sudah masuk ke RS Haji di Jakarta. STIKes Mahardika, Muhammadiyah juga sudah okay,” terang sekda.
Rencananya dinkes berserta institusi pendidikan akan bertemu kembali pada Kamis ini untuk membicarakan teknisnya. Sejauh ini, nakes dari RSDGJ yang dibutuhkan mencapai 210 tenaga kesehatan. Sementara baru didapatkan 44 tenaga kesehatan yang bisa masuk di RSDGJ. “Untuk RS Ciremai dan RS lainnya juga kita identifikasi untuk keperluan tenaga kesehatannya. Tetapi pembiyaan dari RS bersangkutan. Kalau RSDGJ itu kewajiban APBD,” imbuh sekda.