Arif juga menjelaskan bahwa tenaga kesehatan sudah lelah dengan kondisi yang ada di Kota Cirebon dan sekitarnya. Apalagi RSDGJ tidak hanya menerima pasien terkonfirmasi Covid-19 dari Kota Cirebon, tetapi Wilayah III Cirebon. Bahkan mencapai 60% lebih total pasiennya. “Dengan selalu banyaknya pasien dengan gejala Covid-19 dan selalu penuhnya ruang isolasi, jelas ini sangat melelahkan, baik fisik maupun mental para nakes,” ungkapnya.
Sehingga, Arif mengharapkan kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk segera mencairkan insentif tenaga kesehatan tahun 2020 untuk menambah semangat dari para nakes. “Harapannya mudah-mudahan insentif 2020 segera bisa dicairkan dan selanjutnya bisa dibayaran per bulan dengan lancar sesuai besaran insentif Kemenkes,” harap Arif.
Sebelumnya, memang Pemkot Cirebon memberikan angin segar di tengah gempuran ekstra dalam menangani pandemi Covid-19 di Kota Cirebon berupa insentif tenaga kesehatan. Bahkan Sekda Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi menyebutkan dana untuk insentif nakes sudah disiapkan di kas daerah dengan besarannya sekitar Rp5,4 miliar untuk untuk periode insentif bulan Januari-April 2022.
Menurutnya, dana insentif tersebut alokasinya untuk nakes di bawah dinkes Rp1,1 miliar, serta sisanya Rp4,2 miliar untuk nakes di RSD Gunung Jati. “Alhamdulillah, ini kabar gembira buat para nakes yang bekerja di faskes Pemkot Cirebon. Mudah-mudahan bisa menambah imun dan menambah semangat dalam menangani pasien,” kata sekda. (jerrell)