Nuzul pun menjawab, jika Atang merasa keberatan, ia mempersilahkan Atang untuk melaporkannya ke pihak terkait, termasuk BK. “Tidak ada tujuan apa-apa. Saya nge-WA ke grup saya, ke kader saya. Apa salah saya?. Kenapa Anda keberatan?,” ucap Nuzul, juga dengan nada tinggi.
Cekcok mulut keduanya pun dilerai oleh Ketua BK dr H Toto Taufikurohman Kosim dan Wakil Ketua DPRD H Dede Ismail SIP MSi. Meski sempat dilerai, ketegangan kembali terjadi antara Atang dengan Nuzul. Bahkan jarak di antara keduanya sangat berdekatan duduk di kursi berwarna merah dalam ruangan kerja Ketua DPRD tersebut.
Sekuriti gedung dewan, Eman Felany, berupaya keras agar Atang dapat menenangkan pembicaraannya itu. Namun upaya tersebut tidak mempan. Baru setelah pengamat politik Mang Ewo meminta agar Atang pindah duduk ke kursi di seberangnya, Atang pun menuruti perintah Mang Ewo.
Sesaat kemudian, Atang membacakan isi chat WA yang diduga ditulis oleh Nuzul Rachdy dalam grup internal kadernya. Bunyi chat WA yang kini sudah viral tersebut, yakni; “Atas perjuangan kita akhirnya Kunjungan Presiden Jokowi BATAL berkunjung ke Pondok Pesantren HUSNUL KHOTIMAH, dan kunjungannya dialihkan ke Pondok Pesantren MIFTAHUL JANAH ciloa yang bermazhab sama dengan kita AHLI SUNAH WALJAMAH. takbir”.
Tak hanya itu, ada pula lanjutan chat tersebut dengan menyebut nama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut. Bunyinya; “alhamdulilah secara diam-diam dua hari ini saya berkomunikasi terus dengan stafnya Gus Yaqut (kementrian Agama)”.
Menurut Atang dalam perdebatan panas tersebut, ia telah mengirimkan WA secara baik-baik kepada Nuzul untuk meminta apa maksud chat tersebut. Nuzul balik bertanya ke Atang terkait jam berapa ia mengirimkan WA. Karena pukul 10.00 WIB, Nuzul sedang memimpin rapat paripurna. “Saya sedang memimpin sidang (paripurna). Ya gak bisa. Lagi mimpin sidang masa membalas WA,” ucap Nuzul.
Atang kemudian melanjutkan keinginannya agar Nuzul mengklarifikasi terkait maksud dan tujuan dalam chat tersebut. Nuzul menjawab, ia tidak berkuasa untuk mempengaruhi kebijakan Istana (mengubah agenda kunjungan Presiden Jokowi di Kuningan, red).