Presiden Jokowi telah melantik Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Pelantikan itu dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (10/3). Kepala Otorita IKN itu adalah Bambang Susantono dan wakilnya Dhony Rahajoe.
===================
PELANTIKAN Bambang dan Dhony itu didasarkan kepada Keputusan Presiden Nomor 9/M Tahun 2022 tentang Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara yang ditetapkan Presiden Jokowi di Jakarta pada tanggal 9 Maret 2022.
Dalam kesempatan itu, Jokowi memberikan pesan kepada Bambang Susantono agar dapat membangun peradaban baru yang merefleksikan ibu kota negara di masa depan.
“Bapak Presiden mengharapkan tentu ini kota akan menjadi satu kota yang dapat merefleksikan kota Indonesia di masa depan, di mana tentu saja semua tantangan dan refleksi ke masa depan kita akan terangkum di dalam kota ini,” ungkapnya.
Bambang menambahkan, pembangunan IKN tidak hanya mengedepankan pembangunan fisik, tapi juga memperhatikan interaksi antarwarga. Selain itu, kota ini juga akan dibangun sebagai kota pintar yang diwarnai dengan digitalisasi.
“Ini kota yang harus humanis, harus mengedepankan interaksi, kerekatan sosial, kohesivitas antarwarganya. Jadi program-program yang ada tentu tidak hanya semata-mata membangun fisik, tapi kami juga ingin membangun kerekatan sosial, membangun masyarakat yang dinamis, yang vibrant sehingga ini menjadi kota untuk semua,” ujar Bambang, dikutip dalam rilis resmi Setpres.
Selain itu, sambung Bambang, Kepala Negara juga berharap agar Nusantara menjadi kota percontohan bukan hanya untuk Indonesia tetapi juga untuk dunia. “Titipan dari Bapak Presiden salah satunya, kota itu harus membangun satu peradaban baru. Beliau menginginkan kota ini menjadi kota percontohan yang tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga kalau bisa it’s a global city,” ujarnya.
Lebih lanjut Bambang mengatakan bahwa ia bersama Dhony Rahajoe akan segera memulai tugas dan amanah untuk membangun Kota Nusantara yang inklusif, hijau, cerdas, dan berkelanjutan. Pembangunan sebuah kota, imbuhnya, memerlukan waktu 15-20 tahun hingga kota itu mempunyai roh atau soul of the city.
“Kita membangun kota tidak hanya membangun fisiknya tetapi terutama adalah bagaimana kerekatan sosialnya, bagaimana interaksi antarwarganya, bagaimana kota tersebut benar-benar akan menjadi kota yang layak huni, humanis, dan liveable,” tuturnya.