Fungsi Alun-alun Bergeser

Fungsi Alun-alun Bergeser
0 Komentar

CIREBON- Revitalisasi Alun-alun Kasepuhan membawa dampak pada peniadaan pasar rakyat muludan. Kondisi itu membuat banyak pihak prihatin. Budayawan Cirebon Akbarudin Sucipto mengatakan bahwa eksisting Alun-alun Kasepuhan atau Alun-alun Sangkala Buana saat ini memang tak lagi mempunyai fungsi sebagaimana alun- alun pada pengertian masyarakat Jawa.
Dikatakan Akbarudin, Alun-alun Kasepuhan yang telah direvitalisasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah bergeser fungsinya menjadi taman (garden). Hal itu, kata dia, menjadi satu kerugian tersendiri. Sebab selama ini selain sebagai ruang terbuka, alun-alun mempunyai fungsi sebagai tempat berkumpulnya masyarakat serta untuk kegiatan pesta rakyat dan perayaan-perayaan tahunan.
Peniadaan pasar muludan, menurut Akbarudin akan mendegradasi suatu event yang telah berjalan puluhan tahun dan menjadi ikon masyarakat Cirebon. Event ini pula yang telah menjadi daya tarik wisatawan dan berhasil mendongkrak jalannya roda ekonomi, khususnya bagi pelaku usaha kecil.
Ia mengatakan bahwa setiap tahun para pelaku usaha kecil tersebut menggantungkan harapan kepada pasar muludan. Ada kepercayaan yang berkembang di masyarakat bahwa bulan mulud merupakan bulan yang membawa berkah. Masyarakat Cirebon percaya, apapun yang menjadi objek jualan akan laku ketika berjualan di momen muludan.
“Walaupun dia berjualannya di tempat terpencil, tapi kalau berjualan di momen muludan, itu pasti laku. Makanya banyak orang yang ngalap berkah ketika bulan mulud itu karena itu,” ungkapnya.
Akbarudin mengaku tak heran jika banyak pihak yang menyayangkan ditiadakannya pasar muludan di sekitar Keraton Kasepuhan. “Ada semacam aturan adat yang tidak tertulis di masyarakat, misalnya ketika masuk bulan mulud, masyarakat yang berada di Cirebon itu banyak yang menunda untuk bepergian. Dan orang Cirebon yang merantau itu biasanya pulang. Alasannya apa? karena pada bulan mulud, baik keraton maupun masyarakat itu sedang menyambut tamu yang datang dari mana-mana,” jelasnya.
Seperti diketahui, tradisi pasar rakyat muludan di Alun-alun Kasepuhan tak ada lagi karena kondisi alun-alun sudah bagus setelah direvitalisasi dengan anggaran Rp10,4 miliar.
Kepala Badan Pengelola Keraton Kasepuhan RR Alexandra Wuryaningrat mengatakan pasar rakyat muludan kini sudah tak lagi memungkinkan digelar di Alun-alun Sangkala Buana. “Alun-alunnya kan sudah direvitalisasi dan kondisinya tidak memungkinkan lagi untuk menggelar pasar rakyat muludan,” ungkap Ratu Alexandra kepada Radar Cirebon.

0 Komentar