Zivkovic mengingatkan bahwa peningkatan kondisi kesehatan pada tubuh manusia tidak mengandalkan pada satu jenis makanan tertentu saja melainkan pada keseluruhan pola makan seseorang.
Telur juga mengandung selenium yang bisa membantu memerangi stres oksidatif yang merupakan pemicu risiko penyakit jantung, kata Routhenstein.
Menurut Zivkovic, konsumsi telur memang tidak meningkatkan kolesterol secara total dan dapat meningkatkan partikel HDL atau kolesterol baik. Meski begitu, kandungan kolesterol dan kolin yang tinggi pada telur mungkin menjadi masalah bagi individu tertentu yang berisiko terkena penyakit jantung.
Baca Juga:Kunjungi Indonesia, Pemerintah Tanzania Ajak PLN Bangun Sistem Kelistrikan Afrika TimurIni Dia Rahasia Awet Muda Wulan Guritno yang Menjadi Idaman Kaum Hawa
“Jadi, meski telur mungkin bisa dimasukkan ke dalam diet sehat jantung, jumlahnya harus relatif terbatas. Seluruh pola makan harus dievaluasi sehingga penurunan risiko dapat optimal,” kata Zivkovic.(*).