RADARCIREBON.ID- Dilansir dari laman Verywell Mind bahasa cinta atau love language adalah penggambaran lima cara seseorang menerima dan mengekspresikan cinta dalam suatu hubungan.
Melalui bahasa cinta, seseorang dan pasangannya akan mengetahui karakteristik masing-masing serta merasa lebih dicintai dan dihargai.
Sebelum menerbitkan buku tersebut, Chapman memperhatikan pola para pasangan yang melakukan konseling padanya.
Baca Juga:Apa Itu Identitas Kependudukan Digital? Yuk SimakBenarkah, Konsumsi Telur untuk Turunkan Resiko Penyakit Jantung?
Kemudian, ia pun sadar bahwa pasangan sering salah memahami kebutuhan satu sama lain.
Sebab terkadang, apabila seseorang tidak mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan bahasa kasihnya, maka akan muncul perasaan tidak dicintai
Semantara, Psikolog Klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Irma Gustiana mengatakan, love language atau bahasa cinta seseorang bisa jadi terbentuk dari luka atau trauma masa kanak-kanak.
“Kebutuhan ia di masa kecil tidak tercukupi sehingga terbawa hingga dewasa, dan itu di alam bawah sadarnya,”ujar Irma dilansir dari Antara.
Love language yang kini ramai dibicarakan generasi muda ini merupakan cara seseorang mengekspresikan rasa kasih dan cintanya kepada orang lain, bisa pada pasangan, sahabat, orang tua, atau pun anak dan saudara.
Setidaknya ada lima jenis love language yang dimiliki tiap orang, di antaranya physical touch (sentuhan fisik), words of affirmation (kata-kata penegasan), quality time (waktu berkualitas), receiveiving/giving gift (menerima/memberi hadiah), serta act of service (pelayanan).
Irma menyampaikan bahasa cinta ini juga bisa disebabkan oleh kebiasaan terdahulu. Kehangatan dalam rumah sangat menentukan bentuk seseorang mengekspresikan bahasa cintanya saat dewasa.