RADARCIREBON.ID – Ada kabar mengejutkan dari dunia internasional. Hacker Anonymous mengklaim meretas, menyusup dan mencuri data IDF atau militer Israel.
Hacker Anonymous yang mengaku pro Palestina kini memiliki 20 gigabyte data, termasuk hampir seperempat juta dokumen terkait militer Israel.
Organisasi peretas Anonymous mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat yang menyatakan bahwa, mereka telah meretas IDF dan dilaporkan akan menampilkan dokumen-dokumen militer yang diklaim.
Baca Juga:Perkiraan Cuaca Jumat 19 April 2024, Wilayah Cirebon Potensi Hujan, Waspada Disertai Angin KencangGunung Ruang Pernah Bikin Tsunami 25 Meter, Saat Ini Sudah Terjadi 944 Gempa, BMKG Siapkan Teknologi Mitigasi
Hacker Anonymous juga mengklaim mengontrol lebih dari 20 gigabyte data, mencakup lebih dari 233.000 dokumen, termasuk PDF, file Word, presentasi PowerPoint, dan banyak lagi.
Video yang menyertai para peretas menampilkan kutipan dari presentasi PowerPoint yang menampilkan personel IDF, dengan slide berlogo departemen Staf Umum.
Keaslian dokumen yang di beberkan dalam video tersebut masih belum pasti.
Menurut penilaian keamanan IDF, kemungkinan terjadinya pelanggaran sangat kecil, hal ini menunjukkan kemungkinan adanya taktik “perang psikologis” yang dilakukan para peretas.
Sistem komputer IDF diamankan secara ketat dan diklasifikasikan di berbagai tingkatan.
Jika pelanggaran benar-benar terjadi, kecil kemungkinannya akses akan diperluas secara langsung ke komputer IDF.
Sebaliknya, file mungkin diperoleh dari komputer sipil, sehingga berpotensi melanggar peraturan.
Baca Juga:Tanpa Ivar Jenner, Timnas Indonesia U-23 Hadapi Australia Malam Ini, Berikut Prediksi Susunan PemainnyaLowongan Kerja 2024 Masih Dibuka BPJS Kesehatan, Simak Kualifikasi Pelamar Disini
Mengaku Meretas Kementerian Kehakiman Israel
Awal bulan ini, sebuah sumber anonim mengklaim telah meretas Kementerian Kehakiman, memperoleh 8 juta file dengan total 300 gigabyte, termasuk rincian pribadi individu yang terdaftar.
Beberapa peretas yang beroperasi di bawah bendera Anonymous sejak tahun 2003 menegaskan kembali sumpah mereka untuk “menghancurkan Zionis.”
Pada awal bulan ini, jaringan siber nasional memperingatkan kemungkinan peningkatan serangan setelah akhir Ramadhan dan meningkatnya hasutan terhadap Israel dan kehadiran online mereka.
Kekhawatirannya mencakup potensi pelanggaran situs web, infiltrasi sistem digital (termasuk rumah pintar), kebocoran dokumen rahasia, paparan data pribadi, penerapan perangkat lunak pelacakan, dan upaya intrusi.
Masyarakat Israel didesak untuk menghindari mengklik tautan yang mencurigakan dan melaporkan indikasi serangan siber.
Demikian informasi terkait Hacker Anonymous yang mengklaim telah membobol data IDF atau militer Israel. (*)