RADARCIREBON.ID – Setiap tahun, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Cirebon, atau yang lebih dikenal sebagai Muludan, acara muludan di cirebon menjadi salah satu momen paling ditunggu oleh masyarakat.
Terutama di Keraton Kasepuhan Cirebon, acara ini diselenggarakan dengan penuh khidmat dan meriah, menyatukan aspek spiritual, budaya, dan sosial. Muludan di Cirebon bukan hanya sebuah peringatan agama, tetapi juga melestarikan warisan budaya yang telah berlangsung turun-temurun.
Peringatan Maulid Nabi sendiri jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal, atau tahun ini bertepatan pada tanggal 16 September 2024. Tradisi muludan di cirebon yang paling populer yaitu tradisi panjang jimat atau pencucian keris dan benda pusaka di Keraton Kasepuhan.
Berikut ini acara perayaan muludan di keraton kasepuhan cirebon :
1. Panjang Jimat.
Baca Juga:Simak! Inilah 6 Cara Mengamankan Data Pribadi Dari Ancaman Kebocoran.Pendaftaran CPNS Resmi di Perpanjang : Inilah Jadwal Seleksi CPNS 2024 Terbaru.
Penyelenggaraan tradisi panjang jimat ini diselenggarakan di tiga keraton besar Cirebon, yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan.
Selain panjang jimat, tradisi ini juga dikenal sebagai “pelal ageng” atau malam keutamaan oleh masyarakat setempat.
Di Keraton Kasepuhan, upacara Panjang Jimat dipimpin oleh petugas dan ahli agama dari lingkungan kerabat kesultanan Keraton Kasepuhan.
2. Siraman Panjang.
Setiap tahunnya, Keraton Kasepuhan menjalankan ritual siraman panjang, yaitu proses pencucian pusaka yang berlangsung setiap tanggal 5 Maulud. Pusaka yang dicuci adalah perabotan keramik berkaligrafi, meliputi 9 piring tapsi, 40 piring pengiring, serta dua guci dan dua gelas.
Pusaka-pusaka ini telah ada selama ratusan tahun dan hanya dikeluarkan sekali setahun untuk acara khusus yaitu tradisi panjang jimat – acara utama dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Piring keramik ini memiliki keistimewaannya sendiri, karena piring keramik tersebut merupakan peninggalan dari Sunan Gunung Jati dan digunakan oleh Wali Sanga saat mereka berkumpul.
Ritual ini diawali dengan beberapa orang berpakaian adat yang membawa pusaka tersebut yang dibungkus dengan kain putih.
Baca Juga:Kenali Kanker Payudara : Gelaja Serta Penyebab Yang Harus di Waspadai.Mengenal Pabrik Tahu Gejrot Ciledug: Warisan Kuliner Asli Cirebon.
Saat mencuci perabotan tersebut, mereka membaca shalawat dan doa. Setelah pencucian selesai, keluarga Keraton Kasepuhan melanjutkan dengan tradisi buka bekasem (proses fermentasi ikan khusus untuk merayakan Maulid).
Ikan segar seperti kakap, tongkol, tenggiri dan ikan laut besar dibersihkan, dipotong kecil-kecil lalu dicampur garam, gula merah dan rempah-rempah halus.