RADARCIREBON.ID – Urban farming atau pertanian perkotaan pada prinsipnya merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan ruang atau lahan yang masih tersedia di perkotaan.
Praktik pertanian ini tidak membutuhkan lahan khusus yang luas, tetapi cukup dengan memanfaatkan lahan yang tidak terpakai, seperti pekarangan, atap, bahkan dinding rumah.
Selain untuk dipasarkan, sayuran dan buah hasil dari urban farming dapat digunakan sebagai bahan makanan untuk keluarga.
Baca Juga:Ketahui Gejalanya, Inilah 5 Ciri Kanker Kelenjar Getah Bening yang Umum Terjadi!Memiliki Gejala Serupa, Inilah Perbedaan Kanker Limfoma dan TBC!
Dengan menanamnya sendiri, sayur dan buah tersebut sudah terjamin sehat karena bebas pestisida sehingga dapat menambah asupan gizi keluarga.
Metode budi daya pertanian perkotaan dapat dilakukan dengan vertikultur, hidroponik, akuaponik, aeroponik, tanaman buah dalam pot, dan lainnya.
Manfaat Urban Farming
Urban farming memiliki sejumlah manfaat bagi pengelolanya. Urban farming membantu meningkatkan akses terhadap makanan segar dan sehat.
Pertanian perkotaan ini juga tentu akan menciptakan lingkungan sehat dengan menyediakan ruang hijau, berkontribusi pada pengelolaan air, meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi.
Dengan adanya urban farming, masyarakat akan aware terhadap isu-isu lingkungan. Masyarakat akan belajar pertanian dan menyadari pentingnya mengonsumsi makanan lokal yang sehat dan segar.
Praktik seperti pertanian vertikal akan menghasilkan lebih banyak produksi di tengah kepadatan penduduk kota yang tinggi.
Strategi urban farming juga memungkinkan pembangunan ulang untuk memanfaatkan lahan kosong menjadi ruang hijau yang produktif, sehingga dapat mengurangi efek panas perkotaan.
Baca Juga:4 Tempat Ramen Murah di Cirebon, Rasa Enak, Harga Under 50k!Deskripsi dan Kualifikasi Lowongan Kerja KCIC 2024, Dibuka Hingga Akhir Tahun!
Selain hal-hal di atas, masih banyak manfaat-manfaat lainnya yang akan didapatkan dengan menerapkan strategi pertanian perkotaan ini.
Contoh Praktik Urban Farming
1. Vertical Farming
Pertanian vertikal atau vertical farming merupakan praktik inovasi di mana tanaman akan tumbuh di lapisan vertikal.
Hal ini dapat dilakukan menggunakan sistem irigasi otomatis dan teknologi hidroponik, aquaponik, aeroponik.
Vertical farming merupakan jenis pertanian tanpa tanah dan sangat bagus untuk menghasilkan selada, sauran mikro, sayuran hijau, jamur, stroberi, dan tomat.
2. Rooftop Gardening
Rooftop gardening adalah konsep menanam tanaman di atap atau di atas gedung. Tanaman dapat tumbuh di pot atau wadah dan akan ditaruh di atas atap.