Oleh: Yanto S Utomo
BEBERAPA waktu lalu, ada berita mengejutkan dari wilayah Cadas Ngampar, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Salah satu wilayah di selatan Kota Cirebon. Ada 2 orang menjadi korban reruntuhan galian C. Satu orang meninggal dunia dan satunya lagi kuka-luka.
Mereka ini tertimpa reruntuhan ketika sedang menggali pasir. Padahal sudah lama tempat tersebut terlarang untuk digali. Selain membahayakan bagi pencari pasir, juga mengancam kerusakan lingkungan.
Baca Juga:Identik dengan Jawa, di Suriname Juga Ada Warga Kuningan yang Tak Kembali dari Perantauan3 Bulan Mengarungi Lautan, Kisah Warga Kuningan Dikirim ke Belanda Lalu ke Suriname
Sulit menyalahkan para penggali manual di Cadas Ngampar dan sekitarnya. Mereka tahu jika itu iligal, tapi hanya cara itu pula untuk bertahan hidup. Belum ada jalan lain kecuali hanya menjadi penggali pasir dan pemecah batu.
Pemkot sejak lama sudah mewacanakan dan menjanjikan alih profesi bagi para petambang manual di Selatan Kecamatan Harjamukti tersebut. Saya belum tahu apakah janji alih profesi itu sudah diwujudkan atau belum.
Namun hingga detik ini, nyatanya masyarakat di Selatan Kota itu masih menekuni pekerjaan lamanya. Penggali pasir dan pemecah batu.
Beberapa walikota-wakil walikota dan para anggota dewan sering mewacanakan perubahan di Selatan.
Ada yang ingin dijadikan kawasan peternakan, pariwisata dan bermacam-macam kegiatan. Namun faktanya, masih belum bisa mengatasi problem alih profesi bagi masyarakat setempat.
Semua tahu sudah ada peternakan sapi, tapi juga belum bisa mengatasi upaya alih profesi. Kemudian ide untuk menjadikan kawasan tersebut lokasi pariwisata, banyak kendalanya.
Selain terbentur kultur masyarakat, juga di kawasan itu sudah lama ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kopi Luhur. Menjadi mustahil kawasan ini bisa menjadi tujuan pariwisata. Tak mungkin orang berwisata di sekitar TPA sampah.
Baca Juga:Caleg Gagal Dapil SMS Jadi Dalang Pembunuhan Berencana, Cuma Dapat 226 SuaraCaleg Dapil Majalengka, Sumedang, Subang Jadi Otak Pembunuhan Berencana di Bogor, Mobil Mogok di Kuningan
Memang ada satu peluang untuk menjadikan kawasan sekitar itu menjadi tujuan wisata religi. Yakni di kawasan Pondok Pesantren (Ponpes) Benda Kerep.
Tapi tidak mudah pula menjadikan ponpes sebagai tujuan wisata. Jika tidak hati-hati, justru terjadi benturan sosial yang tidak kita inginkan.
Ketika bertemu dengan Wakil Walikota Cirebon, Siti Farida Rosmawati di kantor Radar Cirebon beberapa waktu lalu, saya mengusulkan untuk serius membangun Selatan. Di antaranya menjadikan Selatan Kota tersebut sebagai “Mal Kandang Ayam”.