Saya sampaikan kepada Wawali, banyak keuntungan dan kondisi yang sangat mendukung jika kawasan tersebut dijadikan “Mal Kandang Ayam”. Bisa sedikit demi sedikit mengatasi persoalan ketertinggalan di kawasan ini.
Apalagi, di dekat desa itu sudah ada “Mal Kandang Ayam”. Jumlahnya sudah puluhan kandang. Lokasinya di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.
Letaknya hanya dibatasi waduk Setu Patok. Atau hanya selemparan batu dari Harjamukti bagian selatan.
Baca Juga:Identik dengan Jawa, di Suriname Juga Ada Warga Kuningan yang Tak Kembali dari Perantauan3 Bulan Mengarungi Lautan, Kisah Warga Kuningan Dikirim ke Belanda Lalu ke Suriname
Apa yang dimaksud dengan “Mal Kandang Ayam”? Yakni, satu kawasan peternakan ayam modern yang mirip dengan mal. Disebut mal, walau karena namanya kandang ayam, tapi mewah.
Para penghuninya memang ribuan ayam, tapi suhu Ac-nya lebih dingin dari kamar kita.
Jangan dibayangkan dengan kandang ayam tradisional yang sering kita jumpai. Baunya yang membuat polusi dan tampak kumuh.
Di kandang modern ini tidak begitu. Ketika berada di dalam kandang, tidak terlalu bau. Apalagi di luar kandang, tidak tercium bau sama sekali.
“Mal Kandang Ayam” di Desa Sinarancang ini dipelopori oleh Ustad H Ujang Bustomi.
Kyai dan YouTuber papan atas ini adalah pengasuh Pandepokan Anti Galau. Lokasi kandang ayam ini juga tak jauh dari 2 tempat wisata milik Ustad Ujang. Yakni Kafe Anti Galau dan Talaga Langit.
Mengapa “Mal Kandang Ayam” ala Ujang Bustomi ini cocok dikembangkan di Selatan Kota?
Baca Juga:Caleg Gagal Dapil SMS Jadi Dalang Pembunuhan Berencana, Cuma Dapat 226 SuaraCaleg Dapil Majalengka, Sumedang, Subang Jadi Otak Pembunuhan Berencana di Bogor, Mobil Mogok di Kuningan
Pertama, kontur di selatan itu sangat cocok. Tidak terlalu dingin, sepi dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Hal tersebut cocok untuk kawasan kandang.
Apalagi di Selatan ini ada kawasan TPA sampah, untuk kegiatan lain sangat mengganggu. Namun mungkin untuk kadang ayam tidak terlalu menjadi kendala.
Kedua, membangun kawasan kandang tersebut tidak memerlukan anggaran dari APBD Kota. Semua kegiatan tersebut murni kerjasama swasta dengan swasta. Jika APBD diperlukan mungkin untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak di kawasan tersebut.
Ketiga, bisa mengatasi problem alih profesi yang selama ini selalu gagal. Karena, mal kandang ayam itu tidak memerlukan tenaga kerja berpendidikan tinggi.