Oleh: Achmad Salim*
DALAM era digital yang serba cepat, media massa memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan memberikan informasi kepada masyarakat.
Namun, di tengah derasnya arus informasi, jurnalisme tidak hanya berfungsi sebagai penyampai berita, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral dan sosial dalam menyampaikan nilai-nilai kebaikan.
Jurnalisme dakwah harus tetap berpegang pada prinsip dasar jurnalistik, seperti verifikasi data, keberimbangan, dan independensi dalam pemberitaan.
Baca Juga:Ada Kesepakatan Khusus jika PergiPemkab Indramayu Gelontorkan Bantuan Rp1 Miliar untuk Operasional Ibadah Haji
Berita yang disajikan harus berdasarkan fakta dan tidak bersifat spekulatif atau emosional.
Selain itu, jurnalisme dakwah harus menampilkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin. Pemberitaan harus bersifat inklusif dan mampu merangkul berbagai kalangan, tanpa mengarah pada eksklusivitas atau fanatisme sempit.
Menurut Zuhdi, media dakwah yang efektif adalah yang mampu merangkul semua elemen masyarakat, bukan hanya kelompok tertentu (Zuhri, 2022).
Di era digital, media dakwah harus mampu beradaptasi dengan platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah dalam format yang menarik dan mudah diakses oleh masyarakat luas.
Menggabungkan kemampuan jurnalis profesional dengan para ulama atau cendekiawan Muslim dapat menghasilkan pemberitaan yang tidak hanya akurat, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual yang lebih kuat.
Selain menyajikan berita, jurnalisme dakwah juga harus mampu menghadirkan laporan investigatif yang mendalam terkait isu-isu sosial yang relevan dengan nilai-nilai Islam.
Seperti mengungkap ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan eksploitasi yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Baca Juga:Ada Kesepakatan Khusus jika PergiKabupaten Kuningan Berpotensi Jadi Industri Pertanian, Bagaimana Caranya?
Jurnalisme dakwah juga harus mampu menjaga independensinya dengan tidak berpihak pada kepentingan tertentu.
Selain itu, jurnalis dakwah juga harus memiliki kompetensi profesional dalam bidang jurnalistik agar berita yang disajikan tetap memiliki kualitas tinggi.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, masa depan jurnalisme dakwah sangat bergantung kemampuan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Jika jurnalisme dakwah mampu memanfaatkan teknologi digital, memperkuat integritas jurnalistik, dan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam yang universal, maka akan semakin relevan dan berpengaruh dalam membentuk opini publik.
Selain itu, jurnalisme dakwah harus mampu merespons isu-isu global yang berkaitan dengan umat Islam, seperti Islamofobia, konflik di dunia Muslim, serta peran Islam dalam pembangunan sosial dan ekonomi.