RADARCIREBON.ID – Sebanyak 24 siswa berprestasi dari SD Negeri Bima, Kota Cirebon, turut ambil bagian dalam defile peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang digelar di halaman Balai Kota, Kamis 2 Mei. Kegiatan ini menjadi bagian dari upacara yang diinisiasi Dinas Pendidikan dan Pemerintah Kota Cirebon, mengusung tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua.”
Para siswa tampil di hadapan para kepala sekolah se-Kota Cirebon dan peserta upacara lainnya. Mereka mewakili semangat baru dalam pendidikan dasar, sekaligus menjadi simbol keberhasilan sekolah dalam membina potensi anak didiknya.
Kepala SDN Bima Hj Eva Resna Hendawati, menuturkan bahwa keikutsertaan para siswa ini merupakan bentuk apresiasi atas capaian mereka sepanjang tahun ajaran 2024–2025. Ia menyampaikan kebanggaannya dan menyebut pencapaian ini tak lepas dari dukungan orang tua, guru, serta seluruh komponen sekolah.
Baca Juga:Optimalisasi Sumber Daya Nasional sebagai Strategi Mitigasi Tarif TrumpKasur Petugas Rusak, Peralatan Kerja Damkar Kota Cirebon Tidak Memadai
“Ini hasil dari kerja sama yang solid dan semangat dari semua pihak. Terima kasih kepada para orang tua, guru, serta anak-anak hebat SD Bima. Bima Yes! Oke! Juara!” ujar Eva.
Sebagai salah satu sekolah yang dikenal aktif mencetak prestasi, baik akademik maupun non-akademik, SDN Bima menempatkan kolaborasi sebagai pondasi utama. Menurut Eva, program pembinaan dilakukan secara berkelanjutan, dengan sesi latihan terbuka dan evaluasi intensif yang selalu dipantau langsung oleh pihak sekolah.
“Saya selalu hadir di sesi gladi. Dukungan itu penting untuk menjaga semangat anak-anak. Komite sekolah, guru, dan orang tua pun memberikan apresiasi kepada siswa yang menunjukkan prestasi,” tambahnya.
Dalam momentum Hardiknas ini, Eva juga menyampaikan harapannya agar para siswa tak hanya unggul dalam kompetensi akademik, tetapi juga berkembang utuh melalui empat pilar pembinaan yang ia sebut sebagai empat ‘O’: olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olahraga.
Ia juga berharap pendidikan karakter benar-benar menjadi praktik nyata, tidak sekadar jargon dalam kurikulum, baik di tingkat kota, provinsi, maupun nasional. (asd)