Aparatur Sipil Negara dan Keugaharian

ASN
Ilustrasi ASN. Foto: Istimewa/radarcirebon.id
0 Komentar

Pola pikir ini muncul dalam berbagai bentuk. Dari pejabat yang memamerkan kekayaan mereka, hingga praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang jelas-jelas merugikan banyak sendi kehidupan negara. Semua ini adalah bukti bahwa kita sudah salah arah dalam memahami apa itu pengabdian publik.

KEUGAHARIAN: JALAN SUNYI YANG DILUPAKAN

Keugaharian kini memang tampak seperti jalan yang terpinggirkan, sebuah pilihan yang sering dilupakan di tengah derasnya arus dunia yang mengagungkan kekayaan dan status.

Namun, di balik sorotan tajam terhadap korupsi yang semakin marak, seperti yang terjadi pada Mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, dan kasus mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung, Zarof Ricar, kita semakin dikuatkan oleh pentingnya hidup dengan integritas dan kesederhanaan.

Baca Juga:Partai Golkar Umumkan 5 Calon Ketua DPRD Indramayu, H Muhaemin Masuk BursaSoal Perbaikan Jalan Rusak, Ketua Komisi III DPRD Cirebon: Bukan hanya Omon-Omon

Keugaharian bukan sekadar hidup tanpa kemewahan, melainkan kesadaran bahwa jabatan publik adalah amanah, bukan peluang untuk memperkaya diri. Kasus korupsi ini menunjukkan betapa rentannya integritas seseorang ketika terjerat dalam godaan kekayaan. Bagi ASN, hidup sederhana bukan sekadar pilihan, tetapi cara kita menghormati tugas yang diemban. Dalam setiap langkah kita sebagai pelayan publik, kita diuji untuk mempertahankan integritas, meskipun dunia seolah mengundang kita untuk terjun ke dalam permainan yang lebih besar.

Namun, seperti yang terlihat dalam kedua kasus tersebut, godaan untuk mengorbankan integritas demi kekayaan sangat besar. Kasus-kasus ini seharusnya menjadi cermin bagi kita untuk tetap menjaga keugaharian sebagai landasan hidup. Ketika jabatan publik tidak dijalankan dengan niat yang tulus, malahan menjadi ladang penyalahgunaan, maka negara kita harus menghadapi kerugian yang sangat besar—bukan hanya dalam bentuk uang, tetapi juga dalam kehilangan kepercayaan masyarakat.

Konon, menjadi ASN bukan hanya sekadar menjalankan tugas administratif, melainkan panggilan untuk menjaga marwah negara dan citra keadilan. Kasus korupsi yang terjadi di lembaga negara kita mengingatkan kita betapa pentingnya hidup sederhana dan menjaga integritas dalam setiap tindakan. Keugaharian adalah senjata yang kita miliki untuk memastikan bahwa kita tetap setia pada amanah yang diberikan. Hidup sederhana bukan hanya simbol, tetapi tindakan nyata yang menunjukkan bahwa kita tidak terpengaruh oleh godaan kekuasaan, kekayaan, atau popularitas.

0 Komentar