RADARCIREBON.ID – Desa Citemu Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon tengah menyiapkan diri untuk mengembangkan kawasan mangrove di pesisir pantainya sebagai daya tarik wisata.
Dengan potensi pantai dan hutan mangrove serta view ke Gunung Ciremai, kawasan ini bisa menjadi alternatif ekowisata di kawasan pesisir pantai utara Cirebon.
Kawasan hutan mangrove di Desa Citemu memiliki luas 800×40 meter. Hutan ini membentang dari sisi utara ke timur, dengan Muara Kali Citemu yang penuh dengan kapal-kapal nelayan berada di antaranya.
Baca Juga:Arisan Bodong di Cirebon Rugikan Nasabah Rp1 MiliarAnggota DPR Soroti Keracunan Ratusan Siswa di Akibat Menu Makan Bergizi Gratis
Kawasan hutan mangrove di Desa Citemu menawarkan keindahan view Perairan Cirebon di satu sisi dan Gunung Ciremai di sisi lainnya. Selain itu, kawasan tersebut juga mulai menjadi habibat bagi hewan-hewan liar.
Kepala Desa Citemu, Herintiano menyatakan bahwa pihaknya ingin mengembangkan kawasan tersebut sebagai tempat wisata berbasis lingkungan. Pasalnya, dengan potensi yang ada, dirinya yakin bahwa wilayahnya bisa dikembangkan menjadi tempat wisata yang ramah bagi keluarga.
“Di tempat tersebut, memang kami berencana untuk memanfaatkannya menjadi tempat wisata, selain juga untuk melestarikan hutan mangrove,” Ungkap Herintiano kepada Radar Cirebon.
Pria yang akrab disapa Are itu bahkan telah mempuan site plan perencanaan pengembangan kawasan pesisir. Selain fokus pada upaya pelestarian mangrove, pihaknya juga berencana membuat Jondol Bahari Citemu.
Jondol Bahari Citemu adalah saung apung yang berada di Pantai Citemu. Selain Jondol, nantinya juga akan terdapat gerai UMKM untuk memberdayakan produk-produk masyarakat setempat.
“Jondol Bahari ini mengandalkan view laut. Jadi pengunjung bisa bersantai sambil menikmati kuliner dan produk-produk UMKM,” katanya.
Are menyebut bahwa ekowisata ini sangat cocok bagi wisatawan yang berkunjung bersama keluarga.
Baca Juga:Telkom Dukung Kreativitas Pelaku UKM Perempuan di CirebonIPSI Kota Cirebon Gelar Seleksi BK Porprov Jabar
Selain melihat view pantai yang syahdu, wisatawan juga bisa sambil melihat-lihat pemandangan hilir mudiknya perahu nelayan di tepi pantai.
“Kami berharap juga dari pemerintah daerah untuk mempunyai perhatian yang sama. Karena selain untuk melestarikan mangrove, upaya ini juga untuk membantu UMKM masyarakat,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut Are, masyarakat Desa Citemu yang mayoritasnya berprofesi sebagai nelayan tengah dihadapkan pada tantangan perubahan iklim yang membuat penghasilan mereka tidak menentu.