Cuaca Sangat Panas, Jamaah Haji Indonesia Diimbau Tak Keluar Tenda saat Wukuf di Arafah

cuaca panas jelang puncak haji 2025
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief memberikan keterangan pers usai meninjau kesiapan fasilitas layanan Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armuzna. Foto: kemenag-radar cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Cuaca saat wukuf di Arafah diperkirakan sangat panas, mencapai kisaran 50 Derajat Celcius. Karena itu, jamaah haji Indonesia diimbau tidak keluar dari tenda saat wukuf di Arafah.

Imbauan ini disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief usai meninjau kesiapan fasilitas layanan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arab berpesan bahwa pada saat puncak haji nanti panasnya masih tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari pada hari ini,” kata Hilman Latif, dikutip dari rilis resmi Kemenag, Selasa (27/5/2025).

Baca Juga:Evaluasi 100 Hari Kerja, Bupati Cirebon: Semua Butuh Proses, Apalagi Berkaitan dengan Anggaran100 Hari Kerja Imron-Jigus: Cirebon Mentereng, Apanya?

“Karena itu, jamaah diminta tidak keluar tenda tanpa ada kebutuhan khusus, karena memang kita harapkan jamaah bisa terhindar dari heatstroke, serangan panas, itu berbahaya,” sambung Hilman Latief.

Selama wukuf di Arafah, jamaah telah diberikan fasilitas seperti kasur, bantal, selimut, dan AC atau pendingin ruangan. Fasilitas ini untuk menjaga kenyamanan jamaah di tengah panasnya cuaca di luar tenda. Menurut Hilman, akan lebih baik jamaah berdiam diri di tenda sambil berdoa, berzikir atau membaca Alquran.

Sementara itu, menjelang pelaksanaan Armuzna, jamaah haji diminta untuk mempersiapkan kesabaran dan kondisi fisik, terutama bagi lansia dan penyandang disabilitas. Mereka diminta untuk beribadah di hotel atau dengan aktivitas yang minimalis gerak, tapi pahalanya tetap berlipat ganda. Hal ini untuk menghindari kelelahan jelang Armuzna.

Pihaknya juga akan menyampaikan secara detail jadwal melempar jumroh, sehingga jemaah merasa aman dan nyaman berubah. “Tentu saja ada berbagai modifikasi diupayakandemi keamanan dan keselamatan jemaah,” pungkasnya.

Untuk informasi, wukuf di Arafah akan berlangsung pada 9 Dzulhijjah 1446 H atau 5 Juni 2025. Wukuf disambung dengan mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, dan melempar jumrah.

Hilman Latief juga melakukan monitoring persiapan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Dari monitoring itu, ia mendapati adanya sejumlah fasilitas yang lebih baik. “Alhamdulillah hari ini kita melakukan kunjungan kepada salah satu service provider yang menjadi mitra Kementerian Agama yang akan melayani jamaah haji selama pucak haji yaitu di Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” katanya.

0 Komentar