RADARCIREBON.ID – Selama ini banyak yang tahu jika pendakian ke puncak Gunung Ciremai itu hanya melalui 4 jalur. Padahal ada 1 jalur lagi yang relatif baru.
Keempat jalur yang sudah banyak dikenal adalah Jalur Palutungan, Linggarjati dan Linggasana. Ketiganya berada di Kabupaten Kuningan.
Kemudian ada 1 jalur lagi dari Kabupaten Majalengka yang sangat terkenal. Yakni melaui Jalur Apuy di Kecamatan Argapura.
Baca Juga:Nasib Sial Timpa 2 Kampung Cigintung, Sama-sama Amblas Akibat Tanah Bergerak4 Dugaan Penyebab Pergerakan Tanah di Pasirmunjul Purwakarta, 72 Rumah Rusak
Nah, ada satu lagi yang menjadi jalur kelima menuju puncak Ciremai. Yang melalui Jalur Sadarehe di Majalengka. Jalur ini ternayata menggunakan embel-embel nama “Trisakti” Bung Karno.
Jalur ini mulai dijajaki rencana pembukaanya pada tahun 2019. Walaupun sudah sejak lama Sadarehe ini menjadi jalur ilegal ke puncak gunung tertinggi di Jawa Barat itu.
Untuk meminimalisir tingkat kecelakaan akibat pendakian illegal itu, maka kelompok masyarakat Tunas Karya Desa Payung, Rajagaluh, Majalengka mengajukan pengelolaan wisata pendakian di Jalur Sadarehe.
Ketika itu, langkah kelompok masyarakat Desa Payung tersebut mendapat dukungan dari anggota DPR RI Komisi IV, Sutrisno. Juga Direktur Jenderal KSDAE kala itu, Wiratno.
Keduanya meminta untuk melakukan langkah-langkah persiapan pembukaan jalur pendakian. Dimulai dari identifikasi potensi wilayah, survei calon jalur pendakian, perhitungan kuota dan daya dukung, serta penataan basecamp.
Baru pada 3 tahun kemudian, tepatnya ketika peringatan ke-77 Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2022, jalur pendakian itu resmi diujicoba. Pendakian pertama itu, diikuti oleh 77 orang peserta.
Seminggu kemudian, pada 25 Agustus 2022, jalur itu resmi dibuka. Pembukaan itu dihadiri 50 orang. Terdiri dari utusan Pemerintah Desa Payung, MPGC Tunas Karya, MPA Desa Bantaragung, dan MPA Desa Padaherang.
Baca Juga:Sudah 72 Rumah Rusak Akibat Pergerakan Tanah di Pasirmunjul PurwakartaBencana Tanah Bergerak Terjadi di Kampung Gintung Purwakarta, Ancam Tol Cipularang, Hanya Berjarak 1 Km
Teguh Setiawan, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) ketika itu, mengungkapkan rasa bangga. Terutama kepada kelompok masyarakat MPGC Tunas Karya.
Sebab, menurutnya, kelompok masyarakat tersebut, terus berupaya, bekerjasama, bergotong royong dan bahu membahu mewujudkan pengelolaan jalur pendakian.
Dalam kesempatan ini, Sutrisno secara langsung berdiskusi dengan kelompok masyarakat. Sutrisno pun memberikan nama jalur pendakian baru itu adalah “Jalur Pendakian Trisakti Sadarehe”.
Mengapa menggunakan nama Trisakti? Sutrisno menjelaskan makna Trisakti ini merupakan gagasan Bung Karno. Seperti dalam buku Maulwi Saelan “Penjaga Terakhir Soekarno” yang ditulis oleh Asvi Warman Adam dkk.