Dikunjungi Wakil Walikota Cirebon, Warga Argasunya Sepakat Tutup Galian C

warga argasunya sepakat tutup galian c
Wakil Walikota Cirebon Siti Farida Rosmawati meninjau lokasi longsor Galian C di Argasunya. Foto; seno dwi priyanto-radar cirebon.
0 Komentar

Sementara itu, Tari, ayah dari kedua korban yang meninggal dunia, cukup terpukul. Menurut Tari, saat kejadian ia tidak tahu karena sedang bekerja. Tari pun berharap tidak ada musibah lagi. “Pengennya beres saja, semoga tidak ada musibah lagi,” ujar Tari di hadapan Wawali Farida.

Dengan mata berkaca-kaca, Tari tampak terpukul dengan kehilangan kedua putranya. Apalagi Keduanya sudah beristri. Bahkan istri dari Ryan Andrian saat ini sedang hamil 6 bulan. Atas kejadian ini, dirinya setuju Galian C ditutup. “Saya tidak keberatan kalau ditutup, buktinya anak saya jadi korban,” tegasnya.

Dirinya menceritakan yang meninggal adalah anak kedua dan ketiga dari 4 bersaudara. Dan kedua anaknya telah dimakamkan pada malam harinya di Kondangsari, Beber.

Baca Juga:Setelah Gunung Kuda, Kini Galian C Argasunya Longsor, 2 Orang MeninggalPesan Penting tentang Haji: Yang Berangkat 2026 Mulai Sekarang Rajin Jalan Pagi

Sementara Pendi, salah satu warga, juga mengucapkan terima Kasih kepada wakil walikota yang hadir ke rumah keluarga korban. “Terima kasih kepada wakil walikota atas perhatiannya datang ke rumah korban,” ujarnya.

Saat ini, kata Pendi, sebenarnya galian sudah tidak ada kandungan. Maka dari itu dirinya berharap jangan sampai terjadi seperti ini lagi. “Galian sudah habis dan sudah mengarah ke jalan. Jangan sampai jalan terputus akibat galian longsor,” ujarnya.

KEDEPANKAN DULU ASPEK SOSIAL

Sementara itu, penanganan peristiwa Galian C Argasunya yang menewaskan dua orang itu akan mengedepankan sisi sosialnya, ketimbang proses hukum pada peristiwa itu sendiri. Hal itu disampaikan Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Iskandar.

Ya, Eko mengatakan pihaknya bersama jajaran Forkopimda bakal mengedepankan sisi sosialnya. Yakni mencari solusi untuk masyarakat sekitar Galian C Argasunya sehingga tidak lagi turun melakukan aktivitas penambangan.

Kapolres mengatakan mengedepankan aspek sosial karena korban adalah kakak-beradik yang bekerja sendiri. Bahkan, lahan itu milik orang tua mereka sendiri. “Jadi untuk aspek hukum mungkin bisa dikesampingkan dulu. Karena aspek sosialnya dulu yang kita selesaikan, kita carikan solusi bagi masyarakat,” terangnya.

Eko menjelaskan bahwa tambang pasir yang ada di Argasunya bukanlah tambang aktif. Tetapi ada bekas tambang yang tidak ada aktivitas pertambangan legal. Namun digunakan oleh masyarakat sekitar untuk menambang dengan alat seadanya, yakni dengan cara tradisional.

0 Komentar