RADARCIREBON.ID – Misi Amerika Serikat (AS) menyerang pusat-pusat nuklir Iran kemungkinan besar gagal. Iran berhasil mengecoh negara adidaya tersebut.
Uranium yang diperkaya di pusat-pusat nuklir tersebut, sepertinya sudah dipindahkan beberapa hari sebelum AS menjatuhkan serangan.
Tentang kemungkinan kegagalan AS menyerang pusat-pusat pemerintahan, di antaranya diungkapkan oleh pengamat internasional Ben Attha.
Baca Juga:Israel Salah Perhitungan, Tak Bisa Deteksi Persenjataan Iran, Politik Global pun BergeserInilah 9 Hewan yang Sudah Punah, Harimau Bali Termasuk Salah Satunya
Melalui unggahan di media sosial X, akun Ben Attha mempertanyakan langkah yang dilakukan oleh Presiden Donald Trump tersebut.
“Bagaimana Amerika serikat gagal dalam misi serangan ini? Apakah benar tiga fasilitas nuklir Iran dihancurkan? Dan di mana sebenarnya uranium yang diperkaya Iran disembunyikan?” Begitu bunyi pembuka unggahan Ben Attha.
Dia pun merinci penyerangan itu. Dimulai dari Trump mengumumkan serangan setelah misi dilakukan, meskipun proses negosiasi sedang berlangsung.
“Militer AS melancarkan serangan besar dan presisi terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan,” ungkap Trump.
Tapi benarkah ketiganya berhasil dihancurkan? Untuk menjawabnya, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Selama ini, semua pihak memantau pergerakan pesawat militer AS, siluman B-2.
Saat B-2 mulai bergerak, media besar seperti New York Times langsung memberitakan: “Amerika Serikat Memulai Perang Melawan Iran”.
Apa senjata yang digunakan B-2 dalam serangan ini? Senjata yang digunakan adalah GBU-57A, bom non-nuklir milik AS terkuat, yang dirancang untuk menembus bunker paling canggih sekalipun.
Baca Juga:Perang Iran vs Israel Bisa Out of Control, SBY: Masa Depan Dunia Ditentukan 5 Strong MenPerang Israel vs Iran Untungkan Timnas Indonesia, Putaran 4 Piala Dunia Zona Asia Pindah ke Tempat Netral?
Bobotnya 13,600 kg. Satu pesawat B-2 hanya bisa membawa dua bom per misi. Bom ini bisa menembus lebih dari 60 meter beton bertulang. Atau setara dengan gedung 20 lantai.
Namun, untuk menghancurkan bunker seperti Fordow yang ada di dalam gunung, perlu dua bom dijatuhkan di titik yang sama. Bom yang pertama untuk membuat jalan. Yang kedua untuk menghancurkan target.
Tapi, apa ini memang benar terjadi? Misi ini berisiko tinggi. Menjatuhkan 2 bom di titik yang sama. Itu artinya pesawat harus kembali ke posisi berbahaya, dengan banyak pesawat pengawal di sekitarnya. Semakin banyak pesawat, kian besar risiko ditembak jatuh oleh pertahanan udara Iran.