“Kalau mereka juga merasa bahwa itu tanahnya, tanah garapan ya, itu kan haknya mereka sebetulnya. Tapi kalau bicara tentang ada galian seperti itu, izin usaha, kan kita juga tidak pernah memberikan izin usaha untuk Galian C,” tegasnya.
Apalagi kondisi galian itu sudah memakan korban jiwa berkali-kali. Sebab itu, lanjut Edo, pemkot dengan tegas melarang masyarakat untuk melakukan penambangan. “Kami tetap melarang karena itu berbahaya. Mereka berusaha hanya untuk mendapat berapa rupiah saja tapi resikonya kan nyawa,” imbuhnya.
Terkait dengan bantuan, Edo kini sedang memerintahkan camat maupun lurah untuk mendata, terutama berapa banyak orang yang bekerja di Galian C Argasunya. Nanti dengan data itu, pihaknya akan menghitung bantuan yang akan diberikan. “Kalau kita sudah punya datanya, estimasi biaya dan lain sebagainya kan nanti tentunya kita akan bicarakan. Tapi kemarin kejadian saja, cuma 4 orang dari tanah itu (di lokasi kejadian, red). Apa iya sampai 500 orang lebih,” ujarnya.
Baca Juga:SPMB SMA/SMK Jawa Barat Tahap 2 Dimulai 24 Juni 2025Pasangan yang Terjaring Razia di Cirebon Mengaku Test Drive sebelum Nikah hingga FWB
Walikota juga sebenarnya heran, ia menduga apakah ada provokator atau yang lainnya yang mengerahkan massa yang akhirnya hingga ada ratusan orang yang mengaku bekerja di Galian C. “Sebenarnya kan kalau lihat faktanya sih, yang penggali sekarang sudah hampir 80 persen itu sudah beralih profesi. Yang 20 persen yang sudah sepuh, yang sudah tidak lagi sanggup melakukan itu. Terbukti kemarin (saat kejadian longsor, red) hanya 4 orang yang gali. Yang lainnya gak ada,” tegasnya.
“Kalau pun pemilik kendaraan, kemudian jangan menyebut ini banyak tukang gali di sana. Nanti juga kan pemilik kendaraan kita berdayakan, di TPA kita berdayakan. Nanti kita diskusikan bagamana baiknya, kita rumuskan. Karena tidak serta-merta semuanya kita proses,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan orang mendatangi Kantor Kelurahan Argasunya pada Senin (23/6/2025). Mereka meminta Galian C Argasunya dibuka kembali. Warga mengaku penambangan itu menghidupi ratusan orang di sana selama bertahun-tahun.
“Jadi kami mohon aktivitas galian dibuka kembali karena ekonomi kami sekarang sedang susah, lebih sulit. Apalagi sudah hampir seminggu. Ini sangat terasa, luar biasa (sulit, red),” terang Suhedi, salah satu perwakilan penambang Galian C.