5. Abul Hasan Bani Sadr
Abul merupakan presiden pertama Republik Islam Iran. Dianggap terlalu dekat dengan oposisi. Ia melarikan diri ke Prancis pada tahun 1981 karena dikejar rezim, hidup di pengasingan hingga meninggal pada 2021.
6. Sadegh Tabatabaei
Ia adalah menantu keluarga Khomeini. Ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri di masa awal revolusi. Ia disingkirkan dari panggung politik, dan hidup terisolasi hingga meninggal pada 2015.
7. Dariush Forouhar
Politisi nasionalis yang juga ikut dalam Revolusi Iran. Ia dibunuh bersama istrinya oleh agen intelijen Iran pada tahun 1998 diduga di pesawat. Kematiannya penuh konspirasi.
Baca Juga:Militer China Kembangkan Drone Sebesar Nyamuk, Tak Terdeteksi Radar KonvensionalPrahara Gedung Sate, 2 Orang Dekat KDM Berseteru, Wagub: Sudah di Luar Batas
Dari 7 tokoh tadi, 2 dibunuh, 1 dieksekusi, 1 mati misterius, 1 hidup di pengasingan dan 2 dibuang dari politik. Mereka yang dulu dianggap pahlawan revolusi, menjadi korban rezim yang pernah mereka bantu membangun.
Ironisnya, keluarga Khomeini sendiri tak lagi mempunyai pengaruh berarti dalam politik Iran, bahkan mereka menjauh dari kekuasaan.
Iran hari ini dipimpin oleh kelompok baru. Hanya Ali Khamenei, satu-satunya yang masih bertahan dan kini menjadi pemimpin tertinggi atau lebih dikenal Supreme Leader.
Hal ini mengingatkan zaman Reformasi di Indonesia. Banyak yang berjuang justru menjadi korban. Mereka yang mengangkat revolusi, satu per satu dilenyapkan oleh sistem yang mereka lahirkan sendiri. Sebuah pelajaran sejarah yang justru terus berulang.