Menyoal Rumah Netanyahu, Diambil Paksa Negara dari Seorang Dokter Palestina

rumah benjamin netanyahu
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel. Foto: B. netanyahu
0 Komentar

Mereka percaya, mungkin hanya seminggu-dua minggu saja, lalu bisa kembali. Tapi itu hanya harapan yang perlahan berubah jadi penyesalan, lalu menjadi luka permanen.

Dari balik jendela biara, Dr Canaan menyaksikan rumahnya dijarah. Koleksinya dijual di pasar gelap. Manuskripnya dibakar.

Kini bukan rumahnya lagi. Ia meninggal pada tahun 1964 di tanah pengungsian dan tak pernah kembali ke rumahnya lagi.

Baca Juga:Apa Bedanya Mukjizat, Karomah, Maunah, Irhas, Khurafat, Sihir dan Sulap? Begini PenjelasannyaPapua: Dari Jajahan ke Jeratan, Bisa Jadi Dubai ke-2, Jika Dikelola dengan Benar

Setelah pengusiran massal itu, Israel menerbitkan Absentee Property Law (1950). Isinya sederhana, tapi kejam: siapa pun warga Palestina yang “tidak hadir”karena lari dari teror atau penyerbuan maka hartanya dianggap milik negara.

Rumahnya, tanahnya, dan semua berubah menjadi “tanah tak bertuan”. Negara berhak menyita atau menjualnya. Itulah yang terjadi pada rumah Dr Canaan dan ribuan aset serta rumah orang Palestina lainnya.

Akhirnya, pada tahun 1949, satu keluarga Yahudi imigran dari Amerika datang ke Israel dan diberi rumah itu. Kosong. Strategis. Luas.

Sepuluh tahun kemudian, mereka “membeli” rumah itu dari negara hanya seharga 16.500 lira. Murah sekali, jauh dari nilai aslinya.

Ketika orang tua mereka meninggal, rumah itu diwariskan ke dua anaknya. Salah satunya menjual separuh bagiannya senilai 4 juta shekel. Separuh lainnya, dipegang anak yang satu lagi. Namanya: Benjamin Netanyahu.

Hari ini, Netanyahu bisa menunjuk akta resmi. Bisa mengatakan, rumah ini dibeli secara sah, diwariskan secara legal, dan sudah ditinggali selama puluhan tahun.

Secara hukum Israel, ya sah. Tapi secara moral? Rumah itu adalah milik keluarga yang terusir. Rumah yang dijarah setelah tuannya dibom dan dipaksa lari.

Baca Juga:Mengapa Sate yang Dibakar dan Lontong Dibungkus Daun Pisang Lebih Nikmat? Begini PenjelasannyaWelas Asih Itu Bukan Bahasa Sunda, KDM Tuai Kritik Tajam, Usai Ganti Nama RS Al Ihsan

Rumah yang diubah statusnya lewat hukum sepihak, lalu dijual kepada orang asing. Kemudian diwariskan ke generasi yang bahkan tak tahu, siapa pemilik aslinya?

Keluarga Canaan bahkan tidak diberi kesempatan untuk menuntut dan membeli kembali. Atau, sekadar kembali menjejakkan kaki di halaman rumahnya sendiri.

Rumah Netanyahu bukan satu-satunya. Di Katamon, Sheikh Jarrah, dan banyak tempat lain, ribuan rumah Palestina mengalami nasib serupa.

Diambil, diubah statusnya, dan diwariskan ke generasi yang kini hidup nyaman di atas tanah yang dibersihkan dari warganya dulu.

0 Komentar