“Kami turun langsung ke lapangan dan melihat kondisi air bersih warga Argasunya yang sudah tidak layak pakai. Airnya berwarna kuning dan berbau tidak sedap. Ketika angin berhembus pun, aroma limbah menyebar ke permukiman warga,” ungkap Romadoni kepada Radar Cirebon.
Menanggapi aksi tersebut, Kabid Penaatan DLH Kota Cirebon Andi Riskiyanto mengaku pihaknya tengah melakukan sejumlah upaya perbaikan. “Memang ada beberapa titik kebocoran pada instalasi pengolahan limbah karena usia pemakaian yang sudah belasan tahun. Saat hujan deras, kolam limbah meluap, tanah bergeser, dan mendorong dinding penahan hingga retak. Dari situlah air limbah keluar ke permukaan,” jelas Andi.
Menurutnya, DLH telah melakukan tindakan darurat dengan membendung titik-titik bocor dan mulai membangun benteng penahan baru untuk mencegah limbah merembes ke permukiman. “Saat ini kami sedang menambah sumur resapan di titik-titik yang rawan. Insya Allah, mulai minggu ini pembangunan benteng permanen akan dimulai,” katanya. (ade/abd)