Tak Ikut KDM, Walikota Cirebon Beri Lampu Hijau Study Tour, GAPITT: Semoga Diikuti yang Lain

walikota cirebon bolehkan study tour
Caption: Ketua GAPITT Ciayumajakuning Budi Ariestiya (kiri) dan Korlap SP3JB Cirebon Raya Nana Yohana menyambut baik pernyataan Walikota Cirebon Effendi Edo soal bolehnya study tour dengan pengawasan ketat. Foto: khoirul anwarudin-radar cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Sejumlah walikota/bupati memberikan lampu hijau bagi sekolah mengadakan study tour dengan berbagai ketentuan.

Salah satunya Walikota Cirebon Effendi Edo, yang memperbolehkan digelarnya study tour, namun harus berada dalam pengawasan ketat.

Ketua Gabungan Pengusaha Industri Tour & Travel (GAPITT) Ciayumajakuning, Budi Ariestiya mengatakan pihaknya menyambut baik pernyataan Walikota Edo yang membuka kembali ruang untuk pelaksanaan study tour di wilayah Jawa Barat.

Baca Juga:Soal Parkir, Eks Anggota DPRD Kota Cirebon Pernah Diingatkan Jangan Bangunin Macan Tidur Kadishub Kota Cirebon Sebut Jukir Liar Sulit Dibina, Selalu Kabur

Pernyataan Edo, kata Budi, membawa angin segar bagi para pelaku pariwisata yang selama beberapa bulan ini babak belur akibat larangan study tour yang dilakukan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

“Pernyataan Pak Walikota itu angin segar bagi kami. Jadi ini ibaratnya kami lagi kehausan, tiba-tiba menemukan sumber air. Banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor perjalanan wisata,” ungkap Budi kepada Radar Cirebon, Senin (28/7/2025).

Budi mengungkapkan bahwa para pelaku pariwisata di wilayah Cirebon, mulai dari penyelenggara perjalanan wisata, hotel, restoran, pengelola tempat wisata hingga UMKM sangat menggantungkan dari aktivitas tersebut. Namun akibat diberlakukannya kebijakan pelarangan study tour oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM) aktivitas pariwisata di menjadi lesu.

“Maka dari itu, kami juga mendorong Pemkot Cirebon agar ada petunjuk teknis dari keputusan tersebut. Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk pemulihan pariwisata, terutama di wilayah Cirebon,” ungkapnya.

Selain itu, pihaknya berharap keputusan membolehkan lagi study tour diikuti juga oleh para kepala daerah lain di Ciayumajakuning. Sebab, keputusan itu menurutnya menunjukkan kepedulian pemerintah daerah terhadap sektor pariwisata yang sangat terdampak pandemi maupun kebijakan pembatasan.

Hal yang sama juga diungkapkan Koordinator Lapangan Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat (SP3JB) Cirebon Raya, Nana Yohana. Menurutnya, pelarangan study tour telah sangat memukul industri pariwisata di wilayah Cirebon.

“Setelah covid, sebelumnya kami memperkirakan di tahun 2025 ini akan ada pertumbuhan di bidang pariwisata. Namun sayangnya, di awal tahun kita sudah dipukul oleh efisiensi. Lalu, di bulan Maret pelarangan study tour oleh KDM,” ujarnya.

0 Komentar