RADARCIREBON.ID – Sadar atau tidak, jika dunia saat ini berubahnya cepat sekali. Banyak yang kehilangan pekerjaan dan uang tanpa mengerti apa yang telah terjadi.
Untuk 5 bulan ke depan saja, belum tahu perubahannya bakal seperti apa. Karena itu, konsep “The Great Reset” sepertinya sangat cocok di tengah badai yang tak tahu kapan habisnya ini.
The Great Reset merupakan tata ulang besar-besaran. Dulu konsep ini digunakan dalam rangka pemulihan ekonomi akibat Pendemi Covid 19. Konsep itu yang dibuat oleh Forum Ekonomi Dunia.
Baca Juga:Gempa Kamchatka Rusia Tak Ada Apa-apanya, Zona Megathrust Indonesia Lebih DahsyatGelombang Tsunami Rusia Sudah Sampai Jepang, BMKG: Sampai di Indonesia Pukul 14.52 WITA
Namun, sekarang konsep The Great Reset sudah bergeser dari sekadar teori konspirasi menjadi sebuah teori baru yang tengah berkembang. Konsep ini pun menjadi perbincangan di pasar tenaga kerja.
Mengapa bisa demikian? Menurut akun konsultan keuangan “100 Juta Pertama”, dalam postingannya di media sosial X, jika diperhatikan, sebenarnya sudah banyak tanda dalam 7 bulan ke belakang yang harusnya bikin paham.
Banyak sekali. Tapi setidaknya ada 2 yang paling terasa dan berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Apa saja itu?
1. Upah riil stagnan membuat daya beli rendah
Pertumbuhan upah riil hanya sekitar 0–1 % di awal 2025. Sedangkan inflasi tahunan Indonesia 1,87 % pada Juni 2025.
Artinya apa? Kenaikan gaji tak mampu mengejar inflasi. Persoalannya barang sudah naik, tapi kekuatan beli justru menipis.
Tak heran kalau pertumbuhan belanja konsumen atau household spending, yang menyumbang lebih dari separuh PDB, tumbuh cuma 4,89 % pada kuartal pertama 2025. Ini menjadi yang terlemah dalam lima kuartal terakhir.
2. Ekspor Indonesia dihantam dari segala arah
Mulai dari tarif impor 19% Amerika Serikat, pertumbuhan ekspor RI jatuh ke level terendah (3,16 % yoy). Penyebabnya karena permintaan China lesu.
Baca Juga:Gempa Bumi Rusia, BMKG Prediksi Tsunami sampai ke Indonesia Pukul 14.52 WITADampak Gempa Kamchatka Rusia, 10 Pesisir di Indonesia Berpotensi Tsunami Mulai Pukul 14.20 WITA
Selain itu karena ketergantungan Indonesia ke negara pasar tunggal, seperti China yang menyerap USD 5,35 miliar ekspor non-migas atau minus 25 % dari total ekspor.
Apa dampaknya? Jika pasar lesu, permintaan ekspor turun, lapangan kerja ekspor baik yang terdampak langsung atau tidak, bakal terancam.
Kelihatannya jauh dari mata, tapi rill berpengaruh terhadap keuangan Indonesia. Karenanya, mau tidak mau “dipaksa” untuk menyiapkan perbekalan sambil tetap hidup di tengah badai yang lagi berlalulalang ini.