RADARCIREBON.ID – Meskipun bulan Agustus seharusnya masih berada dalam musim kemarau, cuaca di Kota Cirebon justru tampak berbeda.
Sejak dini hari hingga Selasa sore (19/8/2025), langit tampak mendung disertai hujan rintik-rintik. Udara pun terasa lebih lembap dan basah di seluruh penjuru kota.
Cuaca tak menentu ini dinilai rawan memicu bencana, seperti angin puting beliung, banjir, longsor, dan lainnya.
Baca Juga:Hyundai Luncurkan Stargazer Cartenz dan Cartenz X di CirebonPadel Lawn by Sessions Disambut Antusias Warga
Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon meningkatkan kewaspadaan.
“Cuaca seperti ini membuat seluruh anggota kami siaga penuh di kantor,” ujar Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo SSos MSi kepada Radar Cirebon, Selasa (19/8).
Menurut Andi, kondisi cuaca tersebut merupakan fenomena kemarau basah, anomali iklim di mana curah hujan tetap tinggi meskipun sudah memasuki musim kemarau.
Ia menjelaskan, fenomena ini diperkirakan akan berlangsung hingga dua bulan ke depan.
“Di wilayah Jawa Barat, khususnya Kota Cirebon, fenomena kemarau basah ini diprediksi berlangsung sampai Oktober 2025,” jelasnya.
Penyebab utama kemarau basah adalah suhu permukaan laut di sekitar perairan Indonesia yang lebih hangat dari biasanya, sehingga meningkatkan penguapan dan suplai uap air ke atmosfer yang membentuk awan hujan.
Andi juga menyebut faktor lain, seperti Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dan fenomena La Nina—pendinginan suhu laut di Samudera Pasifik bagian timur—yang turut memicu peningkatan curah hujan.“Angin monsun yang biasanya membawa udara kering saat kemarau juga melemah, sehingga potensi hujan tetap tinggi,” katanya.
Baca Juga:Perkuat Pembelajaran Digital lewat Program KiDi IoT TelkomBikin Bangga! Mahasiswi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Raih Gelar Puteri Muslimah Nusantara Jabar 2025
Kemarau basah ini juga berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, hingga tanah longsor. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BPBD telah menetapkan status kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi, baik basah maupun kering.
“Minggu lalu kami sudah melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas linmas. Sekitar 100 linmas mengikuti pelatihan tersebut, dan mendapat dukungan penuh dari Pak Lurah di wilayah Kecamatan Harjamukti,” jelasnya. (cep)