Suasana belajar terasa cair. Di satu sisi ada kelompok anak muda mengasah percakapan. Di sisi lain ibu-ibu belajar keterampilan kreatif. Semua diarahkan pada satu tujuan: menjadikan warga Cirebon masyarakat literat yang produktif.
Gunawan menegaskan, ini bukan program seremonial. Ia menyebutnya sebagai upaya sistematis agar perpustakaan tidak ditinggalkan zaman. Perpustakaan menjadi ruang publik yang inklusif. Tempat orang belajar, berkreasi, dan berinteraksi.
Dengan konsep ini, Dispusip ingin membangun ekosistem literasi yang berkelanjutan. Tidak hanya mengukur berapa jam seseorang membaca, tetapi juga berapa banyak keterampilan baru yang lahir dari perpustakaan. (*)