Konsep “Dwi Bandara” yang disampaikan Farhan tersebut, ternyata merupakan hasil kajian banyak pihak. Di antaranya kajian Pemkot Bandung bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat.
Selain itu, tandas Farhan, konsep tersebut melibatkan masukan dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Lanud Husein Sastranegara, serta PT Angkasa Pura II. Intinya, Bandara Husein harus berperan sebagai “satelit” yang mendukung BIJB Kertajati.
“Bandara Husein adalah bagian tak terpisahkan dari ekosistem penerbangan Jawa Barat. Saat pusat ekosistem ada di Kertajati, satelitnya harus hidup untuk saling mendukung,” katanya.
Baca Juga:Cara Kelola Dana Darurat Bagi Korban PHK, Ada 3 Hal yang Harus DilakukanPentingnya Branding Kawasan Rebana, Bisa Jadi Masa Depan Ekonomi Jawa Barat
Farhan mengaku tak mudah menerap konsep Dwi Bandara tersebut. Tantangan terbesar justru datang dari pemerintah pusat, yang menekankan aktivasi Kertajati sebagai hub utama.
“Kemenhub terbuka terhadap ide kami, tetapi mereka berpatokan pada perintah presiden untuk mengaktifkan Kertajati. Kami menawarkan cara dengan menghidupkan keduanya,” ujar Farhan.