Pada putaran ketiga, Indonesia tampil mengesankan meski berada satu grup dengan raksasa Asia seperti Jepang, Australia, Arab Saudi, China, dan Bahrain.
Dari enam laga, skuad Garuda mengumpulkan 6 poin hasil satu kemenangan dan tiga kali imbang, pencapaian terbaik dalam sejarah modern timnas.
Namun, secara mengejutkan, pada 6 Januari 2025, PSSI mengumumkan pemecatan Shin Tae-yong dan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pengganti.
Baca Juga:Hindari Masalah di Kemudian Hari, Bapemperda Mengenai Raperda RTRW Kota CirebonAnak Mantan Walikota Cirebon Curi Sepatu, Kasus Berakhir Damai
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan bahwa keputusan mengganti Shin didasari ambisi lebih besar, membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Ia bahkan mengungkapkan sempat mengatur wawancara untuk tiga calon pelatih pengganti pada Hari Natal 2024, namun hanya satu yang datang, yaitu Patrick Kluivert.
Kehadiran legenda Belanda itu membangkitkan harapan sekaligus keraguan publik. Jika Shin dikenal sabar membangun fondasi tim, maka Kluivert dituntut langsung menampilkan hasil instan: tiket ke Piala Dunia.
Namun kenyataannya, debut Kluivert bersama Indonesia justru diwarnai kekalahan telak 1–5 dari Australia, lalu tumbang 0–6 dari Jepang.
Kekalahan tipis 2–3 dari Arab Saudi dan 0–1 dari Irak di putaran keempat, membuat Skuad Garuda harus pulang dengan tangan hampa tanpa poin.
Di era Shin, lawan Australia (0–0), Jepang (0–4), serta Arab Saudi (menang 2–0 di GBK). Sebuah prestasi yang cukup mentereng. Sementara era Kluivert, lawan Australia (1–5), Jepang (0–6), serta Arab Saudi (kalah 2–3), dan terakhir lawan Irak (kalah 0-1).
Tak heran bila publik kemudian mempertanyakan keputusan PSSI. Banyak yang menilai bahwa jika Shin Tae-yong masih melatih, hasilnya mungkin tak jauh berbeda. Namun setidaknya perjuangan timnas akan terasa lebih tulus dan berproses.
Baca Juga:Satu Keluarga Kompak Korupsi, Kasus Dana Bank di Sumber, Suami dan Kakak MY Ikut DitahanDLH Cirebon Belum Terima Laporan SPPG, Soal Limbah Dapur MBG
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat Indonesia atas kegagalan ini.
“Kami memohon maaf, mimpi Indonesia masuk ke Piala Dunia 2026 belum bisa kami wujudkan,” tulis Erick di Instagramnya.
Meski gagal, Erick mengapresiasi perjuangan seluruh elemen tim yang telah membawa Indonesia melangkah hingga ke putaran keempat pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sepak bola nasional.
Untuk saat ini, PSSI dihadapkan pada dua pilihan besar, mempertahankan Patrick Kluivert dengan target memperbaiki performa di Piala Asia 2027, atau mengakhiri kerja sama lebih cepat dan mencari sosok baru yang dianggap mampu melampaui prestasi Shin Tae-yong.