3 TKW di Singapura Divonis Bersalah

0 Komentar

JAKARTA – Tiga warga Indonesia (WNI) berjenis kelamin perempuan, yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Singapura divonis penjara, karena terbukti mendukung kelompok teroris Jemaah Ansharut Daulah (JAD) dengan mengirimkan uang.

Salah satu perempuan itu bernama Anindia Afiyantari berusia
32 tahun. Ia divonis penjara selama dua tahun oleh pengadilan Singapura pada
Kamis (5/3) karena tiga dakwaan, yang salah satunya terkait pemberian dukungan
finansial kepada kelompok teror.

Dilansir Channel
NewsAsia,
Anindia dilaporkan menyumbangkan uang sebesar 130 dolar Singapura
atau sekitar Rp1,3 juta bagi JAD. Pengadilan Singapura memaparkan uang itu
disumbangkan ketika Anindia bekerja sebagai asisten rumah tangga dengan gaji
600 dolar Singapura atau Rp6,1 juta.

Baca Juga:Bimtek Tingkatkan Daya Saing IKMTiara Idol Pilih Dul atau Azriel?

Selain Anindia, dua perempuan Indonesia lainnya yakni Retno
Hernayani berusia 37 tahun divonis penjara satu setengah tahun dan Turmini
divonis bui selama tiga tahun sembilan bulan. Sidang vonis keduanya berlangsung
pada Februari lalu.

Pengadilan Singapura mengatakan, bahwa Anindia merupakan
teman Retno dan dua TKI lainnya bernama Yulistika dan Nurhasanah.

Yulitika dan Nurhasanah lebih dulu meninggalkan Singapura
sebelum penyelidikan dimulai. Sejak itu keduanya tidak kembali lagi.

Anindia disebut mulai belajar tentang JAD sejak 2009 atau
2010 lalu, ketika perempuan itu menonton berita yang menceritakan seorang imam
radikal yang ditangkap karena membentuk kamp pelatihan militer di Aceh.

Sejak itu, Anindia terus mengikuti pemberitaan tentang JAD
melalui teman-temannya dari Indonesia. Ia dilaporkan bertemu dengan sesama WNI
dengan ideologi yang sama selama bekerja di Singapura, salah satunya Yulistika.
Yulistika kemudian mengenalkan Anindia kepada Retno dan Nurhasanah.

Wakil Jaksa Penuntut Umum Singapura, Nicholas Khoo,
menuturkan keempat asisten rumah tangga itu diidentifikasi menjadi pengikut
ideologi ISIS dan JAD.

Anindia kemudian mulai mengenal aplikasi pesan instan
Telegram dan mulai rajin menelusuri informasi tentang ISIS. Sejak itu, ia
beberapa kali mengunggah informasi terkait ISIS ke akun Facebooknya dengan
maksud menyebarkan ideologi kelompok teroris itu.

Baca Juga:Mulan Jameela Khawatir Kena Virus CoronaTujuh Jam Diperiksa Polisi, Awkarin Pulang Tanpa Suara

Anindia juga sempat mengunggah video pengeboman dan eksekusi
yang dilakukan ISIS. Beberapa kali akun Facebooknya juga diblokir.

Ia juga mendukung aksi kekerasan yang dilakukan pengikut JAD

0 Komentar