Ajak Cegah Stunting, Wabup Cirebon: Perhatikan Asupan dan Gizi Anak

ajak-cegah-stunting
Wabup Cirebon Wahyu Tjiptaningsih di Desa Sibubut, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jumat lalu (10/2/2023). Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon.
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBON.ID- Di tahun 2022, sebanyak 14.014 anak di Kabupaten Cirebon mengalami stunting.

Jumlah stunting di Kabupaten Cirebon itu turun dibanding tahun 2021: 15.279. Orang tua asuh memberikan banyak pengaruh terhadap faktor tumbuh kembang anak.

Wakil Bupati (Wabup) Cirebon Wahyu Tjiptaningsih berkunjung ke plosok Kabupaten Cirebon: Desa Sibubut, Kecamatan Gegesik, belum lama ini.

Baca Juga:Donor Darah: Merangsang Produksi Sel Darah Baru, Menjaga Kesehatan JantungPemkot Cirebon Siaga Bencana, Waspada Hujan Intensitas Tinggi sampai Maret 2023

Di sana, Wabup Cirebon menyasar orang tua atau ibu yang kurang aware terhadap asupan anak.

Wabup Cirebon yang akrab disapa Ayu itu menyadari angka stunting di Kabupaten Cirebon masih cukup tinggi.

Meski, ia bilang, tahun 2022 stunting mengalami penurunan satu persen dibanding tahun sebelumnya.

Wabup Cirebon pun berharap penurunan stunting bisa sampai 3 persen.

“Kita juga berharap tahun 2024 Kabupaten Cirebon bisa zero stunting,” jelasnya.

Ayu bilang, penyelesaian stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah. Tapi kita semua.

Di antara upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka stunting yaitu mengomsumsi ikan.

Sebagai salah satu sumber protein hewani, ikan mengandung asam lemak tak jenuh (omega, yodium, selenium, flourida, zat besi, magnesium, zink, taurin, serta coenzyme Q10).

Kandungan omega-3 pada ikan jauh lebih tinggi dibanding sumber protein hewani lain seperti daging sapi dan ayam.

Baca Juga:Ini Alur Bikin Laporan saat Barang Anda Tertinggal di Kereta ApiMohon Doanya, Mahasiswi Cirebon Terdampak Gempa Turki

Selain memiliki kandungan gizi yang lengkap, ikan memiliki peran penting bagi ibu hamil, Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), perkembangan otak anak-anak di bawah usia dua tahun, usia remaja serta lanjut usia.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021, Kota Cirebon juga tergolong wilayah dengan angka stunting tinggi: 30,6 persen.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2018), anak balita yang mengalami kekurangan gizi kronis, pertumbuhan stunting/kerdil di Indonesia tercatat sebanyak 30,8 persen.

Kekurangan gizi kronis tidak hanya berdampak terhadap gagal tumbuh secara fisik atau stunting (berat lahir rendah, kecil, pendek dan kurus).

0 Komentar