Animo Mudik Masih Tinggi

Nina-Da'i-Bachtiar
Bacabup Indramayu dari PDI Perjuangan, Nina A Da'i Bachtiar (kiri), mengajak masyarakat hidup dengan pola sehat dan bersih juga meminta pemerintah daerah lebih efektif melayani masyarakat. Foto: Istimewa
0 Komentar

 
JAKARTA – Tim Panel Sosial untuk Kebencanaan mengatakan, bahwa animo masyarakat untuk mudik lebaran ke kampung halaman masih tinggi. Untuk itu, pemerintah diminta melakukan intervensi guna mengantisipasi potensi penyebaran Covid-19.
Peneliti Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) yang juga seorang Tim Panel Sosial untuk Kebencanaan, Dicky Pelupessy mengatakan, tengah memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk melakukan intervensi pada pemudik jelang Ramadhan dan Idul Fitri.
“Melihat besarnya animo masyarakat untuk tetap mudik, Tim Panel Sosial untuk Kebencanaan merumuskan beberapa antisipasi,” kata Dicky, Rabu (15/4).
Dicky menyebutkan, rekomendasi pertama yakni kampanye mengubah rencana masyarakat untuk tidak mudik Idul Fitri sebagai upaya mengurangi risiko penularan COVID-19.
Rekomendasi kedua, terkait pengaturan dan antisipasi pergerakan masyarakat dari provinsi asal menuju provinsi dan kabupaten atau kota tujuan mudik.
“Ketiga, pengaturan dan antisipasi moda transportasi yang akan digunakan oleh masyarakat, terutama mobil, pesawat, dan kereta api sebagai tiga moda utama pilihan masyarakat untuk mudik,” terangnya.
Dapat diketahui, Tim Panel Sosial untuk Kebencanaan menjalankan sebuah Studi Sosial COVID-19 berupa survei Persepsi Masyarakat terhadap Mobilitas dan Transportasi.
Hasil survei menunjukkan, bahwa persentase responden yang berencana mudik dinilai masih tinggi, yaitu 43,78 persen responden dan sisanya (56,22 persen responden) menjawab tidak akan mudik.
“Hasil survei tersebut menunjukkan masih banyak penduduk yang merencanakan mudik saat libur Lebaran di tengah pandemi COVID-19 yang belum mereda ini,” katanya.
Berkenaan dengan keputusan mudik, sebanyak 69,06 persen responden menjawab mudik untuk keperluan Idul Fitri, dan sejumlah 60,88 persen responden akan berangkat pada waktu cuti bersama Idul Fitri.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Abdul Haris menambahkan peran pemerintah untuk menerapkan intervensi sosial saat pandemi sangat dibutuhkan untuk mencegah masyarakat mudik, yang berpotensi semakin menyebarluaskan virus dan menghambat proses pemutusan rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia.
Lebih lanjut, data lainnya dari survei tersebut menunjukkan walaupun hampir semua responden (98,05 persen) mengetahui tentang kelompok yang rentan COVID-19 dan orang sehat dapat menjadi carrier (98,6 persen).

0 Komentar