Astana Garib: Kompleks Pemakaman yang Tersembunyi

Astana Garib: Kompleks Pemakaman yang Tersembunyi
0 Komentar

Berada di antara Keraton Kanoman dan Kacirebonan, Kampung Astana Garib bisa menjadi kawasan wisata yang potensial. Keberadaan makam tokoh penyebar Islam terkenal, Syekh Maulana Maghribi, menjadi daya tarik utama. Selain itu ada juga beberapa makam kuno yang hingga kini belum banyak diketahui asal-usulnya.KHOIRUL ANWARUDIN, Cirebon
 
BERDASARKAN penuturan warga, Astana Garib berasal dari kata Astana yang berarti kompleks pemakaman. Serta kata Garib yang berarti tersembunyi. Konon, banyak warga yang tak menyadari jika di area tersebut terdapat kompleks pemakaman.
Situs Makam Syekh Maulana Maghribi bisa diakses dari Jalan Pulasaren. Tak jauh dari Keraton Kacirebonan terdapat Gapura Padureksa dengan ornamen lambing Macan Ali. Gapura tersebut menjadi penanda masuk ke Jalan Kepatihan. Dari Jalan Kepatihan, pengunjung belok ke kiri menuju Jalan Astana Garib. Di situlah situs cagar budaya tersebut berada.
Selain dari Jalan Pulasaren, pengunjung juga bisa datang ke Makam Syekh Maulana Maghribi dari Jalan Petratean. Pengunjung juga bisa datang dari Keraton Kanoman dengan melewati Gang Astana Garib di Kanoman Utara dengan berjalan kaki. Dari Keraton Kanoman ke Makam Syekh Maulana Maghribi jaraknya hanya sekitar 500 meter saja.
Area sekitar Astana Garib, termasuk Situs Makam Syekh Maulana Maghribi, merupakan situs cagar budaya bagian dari pasarean atau kompleks pemakaman yang dimiliki oleh Keraton Kanoman. D imana sebelum menjadi pemukiman seperti sekarang, area tersebut merupakan kompleks pemakaman bagi sejumlah Pengeran Keraton Kanoman.
Ketua RW 07 Astana Garib Selatan Iyus Sanmanto mengatakan selain makam Syekh Maulana Maghribi, terdapat pula sejumlah makam kuno lain yang belum banyak diketahui orang lain. Misalnya Makam Nyi Lara Kuning, Makam Nyi Rudasi (Nyi Gede Gebang), Makam Syekh Jambi, Makam Ki Landut, Nyi Landut, dan sebagainya.
“Ada beberapa kompleks pemakaman lain yang berada di sini, tetapi banyak warga yang tidak tahu seperti apa asal usulnya. Hanya tahu kalau disitu ada beberapa kompleks pemakaman dari zaman dulu,” ungkapnya kepada Radar, kemarin.
Terkait dengan pengembangan sebagai kampung wisata, lanjut Iyus, pihaknya sangat mendukung upaya tersebut. Warga juga sangat antusias jika memang kawasan tersebut dikembangkan secara serius menjadi destinasi wisata. Hanya saja, jika berdiri sendiri, ada banyak kendala yang dihadapi.

0 Komentar