Baru Pulang dari Surabaya, Di-rapid Test

Baru Pulang dari Surabaya, Di-rapid Test
SIAP PILKADA: Ketua KPU Indramayu Ahmad Toni Fathoni minta agar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bekerjasama dalam menyukseskan Pilkada di tengah pandemi, kemarin. Foto: Utoyo Prie Achdi/Radar Indramayu
0 Komentar

 
CIREBON – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Cirebon menagmankan 10 gelandangan anak dan satu pengamen yang dianggap meresahkan masyarakat di perempatan Sunyaragi, Kota Cirebon, Rabu siang (24/6). Dari 10 orang yang diamankan itu, empat di antaranya merupakan perempuan.
Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat (Tribuntranmas) Satpol PP Kota Cirebon, Suweka mengatakan pihaknya mendapat informasi dari masyarakat, adanya gelandangan yang sedang nongkrong di perempatan Sunyaragi. Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas Satpol PP langsung bergerak ke lokasi. Sampai di perempatan Sunyaragi, gelandangan yang melihat mobil Satpol PP kalang kabut. Mereka berlarian.
“Anak jalanan ini, begitu kita datang langsung berlarian. Tapi, ada yang berhasil diamankan yang nongkrong di perempatan Sunyaragi dan di PLTG Sunyaragi. Kegiatan mereka ini meminta-minta ke masyarakat, dan kalau pengen berpergian menyetop kendaraan. Ini sangat meresakan,” paparnya.
Mereka rata-rata berumur 15 tahun. Selain mengamankan anak jalanan, Satpol PP juga mengamankan pengamen yang ada di lampu merah Perumnas. Pengamen dan anak jalanan tersebut kemudian diangkut ke Mako Satpol PP Kota Cirebon untuk didata dan dibina.
Saat didata, ada enam orang anak jalanan yang baru saja pulang dari Surabaya. “Ada enam anak dua hari bermalam di Surabaya. Surabaya kan zona hitam. Jadi kita koordinasi pimpinan. Petunjuk beliau, agar anak tersebut dilakukan rapid test. Setelah dilakukan rapid test, alhamdulillah hasilnya non reaktif,” tuturnya.
Suweka kemudian memberikan pembinaan secara mental kepada 10 anak tersebut. Dia berharap, semua anak bisa berubah dan bisa menjadi anak yang normal, belajar seperti anak seumurannya. “Kebanyakan dari luar kota, seperti dari Indramayu, Kuningan, Kabupaten Cirebon, dan Majalengka. Rata-rata sudah tidak sekolah. Kita bina secara mental, agar mereka bisa berubah. Kalau mereka ada yang butuh pendampingan, kita hadirkan dinsos. Kita juga kontak orang tuanya,” paparnya.
Menurut Suweka, berbagai macam alasan anak tersebut terjun ke jalanan. Beberapa dari mereka mengaku karena orang tuanya bercerai dan tidak nyaman berada dengan keluarganya. “Sedangkan di jalanan, merasa nyaman dengan temannya. Ada juga yang takut pulang karena dimarahin orang tuanya,” kata Suweka.

0 Komentar