Berbagi Nasi Bungkus dan Sosialisasi Masker

Berbagi Nasi Bungkus dan Sosialisasi Masker
GEDUNG BARU: Pembangunan gedung balai nikah dan manasik haji di KUA Kecamatan Darma dan Kecamatan Garawangi, dalam waktu dekat ini dipastikan rampung.
0 Komentar

KUNINGAN – Kelompok pegiat sosial yang tergabung dalam Paguyuban Darah (Pagoda) AB Plus Kuningan merasa prihatin. Pasalnya, kesadaran masyarakat menggunakan masker di saat pandemi Covid-19 masih rendah.
Sembari bagi-bagi nasi bungkus di pasar, mereka melakukan sosialisasi pentingnya penggunaan masker untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona. Kegiatan rutin Pagoda AB Plus kali ini digelar Sabtu siang (18/7). Melibatkan anggota Polsek dan Koramil Kuningan.
Mengawali aksinya di halaman parkir Masjid Syiarul Islam, para aktivis kemanusiaan binaan PMI Kabupaten Kuningan ini berjalan kaki menyisir emperan toko dan gang sempit Pasar Kepuh dan Pasar Baru. Mendatangi para gelandangan, pengemis hingga ODGJ yang tengah menunggu belas kasih orang. Satu persatu mereka kemudian diberi nasi bungkus hasil patungan anggota Pagoda AB Plus dan sumbangan para dermawan.
Sambil membagikan nasi bungkus, tampak anggota yang lain berteriak menggunakan pengeras suara. Mengajak seluruh masyarakat terutama warga pasar untuk tidak malas menggunakan masker. Sekaligus menyosialisasikan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang sanksi bagi warga yang tidak mengenakan masker.
“Indonesia peringkat pertama di Asia Tenggara jumlah kasus Covid-19 tertinggi. Jangan sampai kita ikut menambah jumlahnya hingga semakin sulit dikendalikan. Caranya sangat mudah, yaitu cukup dengan selalu mengenakan masker saat keluar rumah,” ungkap Ketua Pagoda AB Plus Kuningan Riri Sugiri melalui pengeras suara.
Menurut Riri, penggunaan masker adalah salah satu cara yang sangat mudah dan simpel untuk menjaga diri dari tertular virus corona. Namun dalam praktiknya masih banyak masyarakat yang enggan menggunakannya. Walaupun berada di tempat keramaian yang sangat rentan terjadi penularan.
“Padahal semuanya sudah punya masker masing-masing. Alasannya pun sangat sepele, ribet atau lupa. Padahal untuk kesehatan sendiri. Sebaiknya selalu membawa dari rumah, ataupun kalau lupa bisa beli di jalan karena sekarang harganya sudah murah lagi,” ketus Riri.
Riri mengapresiasi telah terbitnya Peraturan Gubernur Jawa Barat yang mewajibkan semua masyarakat untuk mengenakan masker dan sanksi bagi yang melanggar. Dia berharap dengan cara ini bisa memaksa warga yang tidak disiplin bermasker, jadi mau memakai masker karena tak mau didenda.

0 Komentar