TERIK! BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas Tak Biasa Terjadi di Ciayumajakuning

Ilustrasi Penyebab Suhu Panas di Ciayumajakuning
Ilustrasi Penyebab Suhu Panas di Ciayumajakuning Foto: Dok. Pribadi - Radarcirebon.id
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBON.ID – Praktis sepekan terakhir ini mungkin sebagian masyarakat khususnya warga Ciayumajakuning merasakan terik menyengat, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab suhu panas di Indonesia.

Ada beberapa penyebab suhu panas di Indonesia termasuk wilayah Ciayumajakuning. Suhu panas tak biasa yang melanda ini terungkap sejak lebaran beberapa hari yang lalu.

Belakangan ini memang tengah terjadi lonjakan suhu panas di luar kebiasaan cuaca di Indonesia. Hal ini juga sebagaimana dikeluhkan warga yang merasa tidak nyaman karena hawa panas yang tidak biasa.

Baca Juga:Hari Ketiga Lebaran, Wisata di Majalengka Cikadongdong Ramai Wisatawan HanyutGACOR! 5 Hp Nokia Gaming Ini Memiliki Spek Tinggi, Yang Pertama Cuma 2 Jutaan

Terhitung sejak hari lebaran, terik panas menyengat, hawa panas yang menggerahkan terasa seharian. Tentunya kondisi yang dialami akhir-akhir ini pasti tidak nyaman, terlebih lagi pada kondisi ruangan yang tidak ada satupun kipas angin atau AC. Kondisi semacam ini tidak butuh waktu lama seseorang mengeluarkan keringat karena hawa panas yang tidak biasa.

Keluhan sama juga dirasakan warga yang berada di wilayah Ciayumajakuning. Adapun untuk wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan, suhu udara tinggi tercatat hingga 36 sampai 36,5 derajat celcius.

Mengapa hal yang demikian itu bisa terjadi? apa sebabnya? Simak, berikut ini beberapa penyebab suhu panas di Ciayumajakuning menurut BMKG.

1. Suhu panas ini terjadi akibat dinamika atmosfer yang terpantau tidak biasa.

2. Gerak semu matahari membuat terjadinya gelombang panas di Asia. Lonjakan atau kenaikan suhu udara ini pada bulan April 2023 termasuk yang terparah.

3. Tren pemanasan global dan perubahan iklim memicu gelombang panas atau heatwave yang beresiko 30 kali lebih sering terjadi dari biasanya.

4. Dominasi monsun Australia menandai masuknya bulan kemarau di Indonesia.

5. Intensitas maksimum radiasi sinar matahari akibat cuaca cerah dan relatif tidak terhalangi oleh gumpalan awan.

https://www.youtube.com/watch?v=6aBxt9l3FNo

0 Komentar