BTNGC Kembangkan Bioprospeksi di Kawasan Ciremai

BTNGC Kembangkan Bioprospeksi di Kawasan Ciremai
BANGUN EMBUNG: Prajurit TNI dari Kodim 0615/Kuningan membantu pembangunan embung di Desa Windujanten Kecamatan Kadugede. Foto: Radar Kuningan
0 Komentar

KUNINGAN – Pertanian sehat atau pengembangan bioprospeksi kini tengah dilakukan pihak Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuningan. Bahkan belum lama ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI berkunjung langsung di lahan percobaan pertanian sehat Desa Bandorasa Kulon Cilimus Kuningan.
Kunjungan itu dilakukan Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LKH Indra Exploitasia. Di sela rutinitasnya, Indra Exploitasia menyempatkan diri meninjau plot percobaan pertanian sehat ala Gunung Ciremai di Bandorasa Kulon.
Pertanian sehat atau pengembangan bioprospeksi ini sejalan dengan road map pembangunan hutan tahun 2045. Bahkan oleh Bappenas ditargetkan Indonesia bisa menguasai pangsa pasar bioprospeksi dunia pada 2040 mendatang. “Kami akan terus melakukan inovasi pengelolaan kawasan konservasi. Hal ini baru sebagian kecil dari pengelolaan keanekaragaman hayati Gunung Ciremai,” kata Kepala BTNGC Kuningan Kuswandono, Jumat (24/7).
Menurutnya, langkah ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat khususnya sektor pertanian. Namun tetap menjaga kelestarian alam di kawasan Gunung Ciremai. Penelitian akan dilanjutkan untuk mengungkap misteri keanekaragaman hayati Gunung Ciremai. Agar dapat diambil manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan pada khususnya dan rakyat Indonesia serta dunia pada umumnya.
Selepas dari plot percobaan, Kuswandono mengajak Indra Exploitasia meninjau laboratorium mini pembuatan formula pertanian sehat. Laboratorium tersebut berada di salah satu kantor Resor Keanekaragaman Hayati (Kehati) di wilayah Kuningan.
Indra Exploitasia berharap, ke depan hasil penemuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat daerah penyangga hutan konservasi. Sekaligus bisa meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi menjadi lebih baik.
“Bioprospeksi ini pada masa yang akan datang, diharapkan dapat menjadi model dalam pemanfaatan berkelanjutan dari kawasan konservasi. Sehingga keseimbangan antara kelestarian kawasan dan kesejahteraan masyarakat dapat sejalan beriringan,” tuturnya. (ags)

0 Komentar