Camat dan BPP Bahas Teknis Penyaluran

24-wni-ditangkap-markas-divisi-ketiga-infantri-malaysia-3-div-dalam-operasi-benteng-di-johor-rabu-297-foto-antara-fotoho-markas-divisi-ketiga-infantri-malaysia-1-86
DITANGKAP: Sebanyak 37 WNI ditangkap Markas Divisi Ketiga Infantri Malaysia (3 Div) dalam Operasi Benteng di Johor beberapa waktu lalu. FOTO: HO-MARKAS DIVISI KETIGA INFANTRI MALAYSIA
0 Komentar

 
ALOKASI pupuk bersubsidi untuk wilayah Kabupaten Indramayu pada tahun 2021 dipastikan berkurang. Selain berkurang, harga eceran tertinggi (HET) beberapa jenis pupuk bersubsidi mengalami kenaikan.
Menyikapi hal itu, Pemerintah Kecamatan Gantar menggelar rapat kordinasi bersama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat menggelar rapat koordinasi. Mengundang Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), pemilik kios pupuk serta distributor, Selasa (5/1).
“Kita adakan rakor bersama untuk membahas teknis penyaluran pupuk bersubsidi. Karena sebagaimana diketahui, Kecamatan Gantar ini kebutuhan pupuknya sangat besar se-Kabupaten Indramayu karena tiga kali musim tanam. Di sisi lain, alokasi pupuk untuk tahun 2021 ini malah dikurangi, harganya pun naik,” terang Plt Camat Gantar Drs Edy Wahyono.
Berjalan cukup alot, hasil rakor akhirnya menyepakati penyaluran pupuk subsidi kepada petani disesuiakan dengan prosentasi pemangkasan. Jika pada tahun 2020 lalu setiap petani mendapatkan jatah pupuk urea subsidi sebanyak 2 kuintal/hektare, kini menjadi 1,5 kuintal per hektare (ha) per musim.
Sementara pupuk NPK subsidi diberikan kepada masing-masing petani sebanyak 1 kuintal/ha dari sebelumnya 3,5 kuintal per hektare per musim.
“Petani yang berhak mendapatkan pupuk subsidi ini adalah yang terdaftar di e-RDKK dengan melampirkan foto kopi KTP. Untuk teknis penyalurannya nanti dikordinir oleh masing-masing poktan,” kata dia.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Gantar, Dedi Setiadi menyebutkan, pengurangan kuota pupuk jenis urea subsidi mencapai 23 persen dari kebutuhan yang diajukan petani melalui e-RDKK sebanyak 6.462 ton. Sehingga yang terealisasi hanya sebesar 77 persen atau sebanyak 4991 ton.
Untuk pupuk subsidi jenis NPK mengalami pengurangan sangat signifikan mencapai 62,5 persen dari kebutuhan yang diajukan sebesar 11.961 ton. Sehingga yang terealisasi hanya sebesar 32,5 persen atau sebanyak 3888 ton.
Pengurangan ini jelas membuat petani kelimpungan. Demikian pula distributor maupun pemilik kios yang bertanggungjawab menyalurkan pupuk subsidi.
Terlebih harga pupuk urea subsidi malah mengalami kenaikan. Dari tahun lalu Rp1.800/kg menjadi Rp2.250/kg. Sedangkan NPK meski harganya tetap Rp2.300/kg, namun formula setiap kandungan N, P dan K-nya dikurangi. Dari sebelumnya 15-15-15 menjadi 15-10-12.

0 Komentar