CATAT! 14 Falsafah Hidup Manusia Menurut Adat Jawa

CATAT! 14 Falsafah Hidup Manusia Menurut Adat Jawa
CATAT! 14 Falsafah Hidup Manusia Menurut Adat Jawa. Foto : screenshot - radarcirebon.id
0 Komentar

5.Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala)

Kata bijak Jawa kuno yang satu ini juga cukup populer, maknanya adalah orang hidup sudah seharusnya menerangi atau memberi manfaat kepada setiap makhluk di sekitarnya.

6. Aja keminter mundhak keblinger, aja cidra mundhak cilaka (Jangan sok pintar nanti tersesat, jangan berbuat curang nanti celaka)

Makna dari kata-kata bijak Jawa kuno ini mungkin sudah cukup jelas, yaitu mari kita ingat kembali hukum karma/ hukum sebab akibat.

Baca Juga:UPDATE! Harga Emas Hari Ini Turun LagiINI DIA LAGI! 4 Uang Kertas Bersambung Yang Paling di Cari Kolektor

Lebih baik kita tidak berlaku sombong dan aniaya terhadap sesama sehingga Tuhan tidak murka dan menimpakan (kala) bencana kepada kita.

7. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpo Bondho

Kata bijak Jawa ini artinya: Menyerbu tanpa bala tentara, menang tanpa merendahkan, sakti tanpa ajian, merasa kaya tanpa banyak harta.

Sedangkan makna dari kata bijak jawa ini adalah tetaplah menjadi pemberani dan berjuanglah sekalipun anda sendirian dan menangkanlah pertarungan dengan kerendahatian tanpa merendahkan martabat orang lain.

Serta jagalah wibawa dengan Kebijaksanaan walau tanpa jabatan/kedudukan dan yang terakhir merasa cukup dan puas-lah akan karunia Tuhan sehingga anda akan tetap kaya sekalipun tanpa banyak memiliki harta.

8. AJINING DIRI SOKO LATHI, AJINING ROGO SOKO BUSONO (Kehormatan diri adalah dari lisan, Kehormatan raga adalah dari pakaiannya).

Arti dari Kata bijak jawa ini kurang lebih adalah Hendaknya setiap manusia memperhatikan apa yang diucapkan oleh lidahnya dan juga selalu memperhatikan perilakunya dalam pergaulan.

Baca Juga:UPDATE! Harga Emas Hari Ini Naik LagiINI DIA! 10 Ide Membuat Bingkisan Lebaran Selain Uang dan Emas

9. ING NGARSO SUNG TULODHO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI (Di depan memberi teladan, di tengah membangun prakarsa {pelopor}, di belakang memberi semangat)

Pepatah Jawa kuno ini sudah pasti cukup familiar di telinga kita. Peribahasa Jawa kuno inilah ungkapan Tut Wuri Handayani ini diambil dan dijadikan sebagai Semboyan Departemen Pendidikan Nasional Indonesia.

0 Komentar