Dampak Rencana Pelepasan Air Radioaktif Fukushima terhadap Impor Makanan Laut Jepang

Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi
JADI MASALAH: Setelah IAEA mensertifikasi keamanannya, Jepang berencana untuk membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke laut pada akhir musim panas ini, namun China menentang rencana tersebut.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – CHINA memulai uji radiasi selimut pada impor makanan laut dari Jepang sebagai respons terhadap rencana Tokyo untuk melepaskan air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut. Kebijakan ini telah memperpanjang prosedur bea cukai, yang pada gilirannya mendorong beberapa bisnis di China untuk berhenti mengimpor makanan laut dari Jepang. Pemerintah Jepang, melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertanian, telah memulai pembahasan untuk mencari solusi atas masalah ini.

Sebagaimana diwartakan Kyodo-Oana, Tokyo ingin membuang air Fukushima ke laut pada sekitar musim panas, namun China menentang rencana tersebut. Pada tanggal 7 Juli, otoritas bea cukai China mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka akan menjaga kewaspadaan tinggi dan mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan perkembangan situasi.

Uji radiasi selimut di dimulai beberapa waktu setelah pernyataan tersebut dikeluarkan. Proses pengawasan bea cukai membutuhkan sekitar dua minggu bagi barang-barang dalam pendingin untuk melewati pemeriksaan, sementara makanan laut beku memakan waktu sekitar satu bulan. Pemeriksaan radiasi pada makanan laut hanya dilakukan di Jepang, sedangkan China tidak melakukan pemeriksaan serupa, demikian ungkap sumber terkait.

Baca Juga:Polisi Bongkar Jaringan Narkotika, 1 Tersangka Merupakan Residivis, Ancaman Hukuman Maksimal 20 TahunMenyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah: Bupati Kuningan Ajak Perluasan Dakwah Sesuai Filosofi Hijrah

Fukushima

Sejak terjadinya kecelakaan nuklir Fukushima pada tahun 2011 akibat gempa bumi dan tsunami besar, China telah melarang impor makanan dari Fukushima serta sembilan prefektur Jepang lainnya. Jika rencana pelepasan air radioaktif dari Fukushima dilaksanakan, China dapat memperketat kontrol impor makanan dari Jepang.

Sebuah restoran Jepang di Shanghai mengungkapkan bahwa mereka terpaksa menggunakan tuna yang diimpor dari Spanyol karena impor makanan laut dari Jepang telah dihentikan sejak Kamis lalu. Pihak importir di Shanghai memberitahu pelanggannya bahwa mereka berhenti mengimpor dan mengirim ikan segar dari Jepang pada hari Senin. Mereka berencana mengirim tim ke luar negeri untuk mencari sumber pengadaan alternatif.

Di PLTN Fukushima Daiichi, jumlah besar air radioaktif telah diproduksi dalam proses pendinginan puing-puing bahan bakar yang meleleh. Air tersebut telah diolah di fasilitas pemrosesan untuk menghilangkan sebagian besar kontaminan, kecuali tritium, dan kemudian disimpan dalam tangki-tangki di lokasi tersebut. Namun, tangki tersebut hampir mencapai kapasitas maksimal, dan penumpukan air yang terus menerus dapat menghambat kemajuan dalam proses penonaktifan reaktor, kecuali jika air tersebut dibuang ke laut. (*)

0 Komentar