Di Balik Rasa Rindu Para Guru Kembali Mengajar

Di Balik Rasa Rindu Para Guru Kembali Mengajar
Suasana di ruangan kelas SMPN 1 Kota Cirebon yang lebih dari tiga bulan terakhir tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Setelah 3 bulan menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), siswa telah merindukan suasana belajar di sekolah. Namun jangan salah. Suasana belajar di dalam kelas, dan bercengkrama satu sama lain juga begitu dirindukan oleh guru-guru.

HARI-hari Feni MPd tidak lagi sama. Bercengkrama dengan siswa, sudah jadi hal yang langka. Mungkin masa-masa itu, tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Bahkan mungkin setelah situasi covid-19 nantinya membaik dan sekolah kembali beroperasi dengan normal.
Penerapan tatanan baru dalam mencegah penyebaran covid-19, diprediksi mengubah cara belajar tatap muka. Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Cirebon ini mengakui, aktivitas belajar di dalam kelas tidak tergantikan.
Kecanggihan teknologi yang dapat mempertemukan banyak siswa dalam sebuah gawai, nyatanya tak menggantikan intimnya suasana mengajar di dalam kelas. Keriuhan ruang kelas, karakteristik anak didiknya yang beraneka ragam, hingga celotehan mereka, adalah warna-warni tersendiri.
“Kedekatan kita dengan siswa itu seperti kedekatan ibu dengan anak-anaknya. Kalau tidak bertemu ada rasa rindu. Ketika PJJ, kita hanya berurusan dengan materinya saja, tidak dengan personalnya,” ungkapnya.
Menurut Feni, pembelajaran di dalam kelas bukan hanya menjadi medium untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Namun juga menjadi wahana pendidikan. Satu persatu anak didiknya ia perhatikan. Masing masing punya karakteristik dan keunikan. Dengan adanya wabah Covid-19, suasana seperti itu tak dapat ditemukan.
Di dalam kelas, Feni mengaku termasuk guru yang cukup cerewet. Namun hal itu menjadi bentuk kasih sayangnya kepada para siswa. “Walaupun kadang kalau ada materi yang disampaikan belum jelas, terus mereka WA pribadi gitu, tapi itu belum bisa menggantikan suasana yang kita dapatkan saat bertemu langsung,” bebernya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Intan Novhaliana, guru di SMAN 5 Cirebon. Belakangan, dia juga kerap merasa sedih. Sebab, anak-anak didiknya seringkali menanyakan kapan pembelajaran di sekolah dimulai.
Intan tentu bukan sosok yang bisa menjawab pertanyaan ini. Dengan situasi pandemi Covid-19 yang masih belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir, ia hanya bisa membalas pertanyaan siswa itu sebuah harapan. “Mudah-mudahan wabahnya cepat selasai,” ungkap dia.

0 Komentar