Grebeg Syawal, Covid-19 dan Doa Pengusir Wabah

grebeg-syawal-gunung-jati-cirebon
Pelaksanaan tradisi Grebeg Syawal di Komplek Makam Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Minggu (31/5/2020). Foto: Andri Wiguna/Radar Cirebon
0 Komentar

Prosesi berikutnya, Sultan Kanoman XII Kanjeng Gusti Sultan Raja Muhammad Emirudin menuju Pesanggrahan Kanoman untuk jeda istirahat dan mencicipi hidangan “jamuan makan” yang disediakan Jeneng serta Kraman Astana Gunung Sembung .
Seusai jamuan makan, Sultan Kanoman XII Kanjeng Gusti Sultan Raja Muhammad Emirudin dengan keluarga secara simbolis melakukan tradisi surak/sawer (membagikan uang), namun karena kondisi masih dalam situasi Covid 19, tradisi sawer diganti sementara dengan pemberian masker secara simbolis kepada masyarakat, guna menyampaikan pesan pentingnya menjaga kesehatan dengan memakai masker sebagai upaya mencegah penyebaran Covid 19.
Beberapa saat setelah itu, rangkaian prosesi ritual ditutup oleh Sultan Kanoman XII Kanjeng Gusti Sultan Raja Muhammad Emirudin, segenap keluarga serta kerabat Kesultanan menuju Lawang Pasujudan untuk pamit pulang kembali ke Keraton Kanoman.
Grebeg Syawal yang berlangsung setiap tahun, dimaksudkan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas karunianya sehingga dapat melaksanakan ibadah puasa selama bulan ramadhan dan puasa sunah 6 hari (puasa syawalan). Prosesi ritual ini, dijadikan media pertemuan (silaturahmi) dan mengukuhkan persaudaraan antar umat Islam (ukhuwah islamiyah-basyariyah) antara Sultan dengan masyarakat luas yang berziarah di makam kanjeng Sunan Gunung Jati.
Rangkaian prosesi grebeg syawal dalam banyak sisi telah mengekspresikan khazanah kebudayaan Islam Indonesia yang tidak bisa dilepaskan dari identitas masyarakat Indonesia khususnya Cirebon. (dri)

Laman:

1 2 3
0 Komentar