RADARCIREBON.ID – Puasa di bulan Ramadan mestinya mendapat pahala yang berlimpah. Karena setiap amalan di bulan suci itu Allah lipatgandakan, yang fardhu maupun sunah. Namun jangan sampai pahala yang sudah “menggunung” itu dikategorikan sebagai ibadah yang bangkrut.
Menurut KH Husein Muhammad, puasa secara genuin adalah madrasah spiritual dan moral. Ia adalah ritual meditatif sebagai cara dan mekanisme melihat atau mengkoreksi (muhasabah) dan melatih diri mengendalikan hasrat-hasrat rendah yang merusak jiwa dalam rangka mewujudkan kehidupan bersama yang berkeadilan dan berkemanusiaan.
Kebangkrutan Ibadah
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” أَتَدْرُونَ مَاالْمُفْلِسُ ؟ قَالُوا : الْمُفْلِسُ فِينَا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاتِهِ وَصِيَامِهِ وَزَكَاتِهِ ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا ، وَقَذَفَ هَذَا ،وَأَكَلَ مَالَ هَذَا ، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا ، وَضَرَبَ هَذَا ، فَيَقْعُدُ فَيَقْتَصُّ هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْتَصَّ مَا عَلَيْهِ مِنَ الْخَطَايَا ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَ عَلَيْهِ ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ ” أخرجه مسلم
Anna rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallama qaala: atadruuna malmuflisu? Qaaluu al nuflisu fiina ya rasulallahi man laa dirhama lahu wa laa mataa’, qaala rasulullahi shallallahu ‘alaihi wa sallah: al muflisu min ummati man ya’tii yaumal qiyaamati bi sholatihi wa shiyaamihi wazakatihi wa ya’ti qod syatama hadza, waqadzafa hadza, wa akala mala hadza. Wa safaka dama hadza, wa dharaba hadza, fayaq’udu fayaqtashshu hadza min hasanaatihi, wa hadza min hasanaatihi,fain faniat hasanatuhu qabla anyaqtashsho ma ‘alaihi minal khathaayaa. Akhidza min khataayaahum fathuriha ‘alaihi tsumma thuriha finnaar.
Baca Juga:3 Hari ke Priangan Timur, Muhaimin Iskandar Utus Staf Ahli Bagikan Zakat Mal di KuninganPolisi Butuh 8 Jam, Pembunuh Nenek di Ciporang Kuningan Berhasil Diringkus
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut/pailit ?”. Mendengar pertanyaan Nabi ini, para sahabat dengan cepat menjawab : “dia adalah orang yang tidak lagi punya kekayaan”. Beliau mengatakan : “oh, bukan”. Lalu beliau menjelaskan maksudnya : “orang yang bangkrut ialah dia yang datang pada hari kiamat dengan membawa daftar pahala shalat, puasa dan zakat. Tetapi dalam waktu yang sama dia juga membawa daftar dosa kezaliman yang dilakukannya.
Dia mengecam si A, menuduh si B, memakan harta si C, menumpahkan darah si D dan memukul si E. Kepada mereka yang dizalimi (korban), kelak dia (pelaku) dihukum dengan membayar dengan pahala kebaikan-kebaikan ( kesalehan) personalnya. Manakala semua pahala kebaikan/kesalehan personal tersebut belum bisa melunasinya, maka dosa mereka korban ditimpakan kepadanya. Sesudah itu dia (pelaku) dilemparkan ke dalam api neraka”.