Israel Ketar Ketir
Â
WASHINGTON – Pemerintah Israel menyatakan khawatir atas hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Mereka mengkhawatirkan, jika kemenangan diraih kandidat Demokrat Joe Biden.
Menurut Pengamat Politik Palestina – Israel, Adnan Abu Amer, di antara kekhawatiran Israel tentang Biden di Gedung Putih adalah bahwa ia dapat membawa AS kembali ke dalam kesepakatan nuklir Iran yang ditarik Trump pada 2018.
“Israel juga memperkirakan masalah permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki akan kembali menjadi agenda pemerintahan Demokrat, yang kemungkinan akan melihat mereka sekali lagi sebagai penghalang perdamaian,” kata Adnan Abu Amer dilansir di Middle East Monitor, Rabu (4/11).
Terlebih, PBB juga mungkin akan memberanikan diri untuk mengkritik permukiman ilegal tersebut. Hubungan Israel dengan Gedung Putih, sebagian besar orang Israel percaya, akan renggang.
Penilaian mereka, jika Biden terpilih, masalah Palestina akan menjadi prioritas utama politik luar negerinya, karena Biden akan berusaha menjauhkan diri dari kebijakan presiden sebelumnya. Demokrat radikal cenderung mendorong posisi kunci pemerintah dan dari sana memberikan tekanan pada Israel terkait permukiman.
Warga Israel masih mengingat ‘masa lalu yang buruk’ ketika Barack Obama menjabat. Pada 2016, Obama menandatangani perjanjian bantuan sepuluh tahun dengan Israel senilai 3,8 miliar dolar AS per tahun, yang harus diratifikasi Kongres setiap tahun. Saat ini, kelompok radikal di Partai Demokrat menuntut untuk memanfaatkan ini untuk mendorong Israel mengubah posisinya.
Selain itu, kecil kemungkinan janji Trump akan diberlakukan. Kedutaan Besar AS akan tetap berada di Yerusalem jika Biden di Gedung Putih, tetapi duta besar bisa berkedudukan di Tel Aviv.
Biden diyakini akan membuka kembali Kedutaan Besar Palestina di Washington, tepatnya Kantor Organisasi Pembebasan Palestina, yang ditutup Trump pada 2018.
Selanjutnya, ia akan mengembalikan bantuan kepada lembaga-lembaga Palestina, serta UNRWA, yang menyediakan layanan dasar penting bagi pengungsi Palestina, tetapi Biden tidak bermaksud menggunakan bantuan kepada Israel sebagai alat untuk menekannya agar mengubah kebijakannya.
Apalagi, calon Wakil Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris sudah menyatakan, bahwa pemerintahan dengan Joe Biden akan merangkul Timur Tengah, termasuk memulihkan hubungan dengan Palestina.