Jendral Bintang Tiga Wong Dermayu, Viral Jago Ngaji Kitab Gundul

Jendral Bintang Tiga Wong Dermayu, Viral Jago Ngaji Kitab Gundul
Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kaba Intelkam) Mabes Polri, Komjen Pol Ahmad Dofiri memberikan sambutan dalam acara Apel Akbar 11.000 Kader NU menyongsong Satu Abad Nahdlatul Ulama di Kavling Kopelindo, Kelurahan Rangkapanjaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. foto : ist
0 Komentar

RADARCIREBON.ID-  Bagi saya NU seperti keluarga besar sendiri,  karena saya lahir juga di kampung saya, di Indramayu ya, dari keluarga besar NU.  Jadi, saya ngajari kitab gundul, Safinah, Sulam Taufiq, Taqrib.

Itulah kata sambutan  Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kaba Intelkam) Mabes Polri, Komjen Pol Ahmad Dofiri. Sontak, jenderal polisi bintang tiga itu menunjukkan kemampuannya membaca kitab kuning layaknya kajian masyarakat NU di jawa. Dan, akhrinya viral di media sosial.

“Alhamdu utawi sekabehi puji, iku Lillahi kagungane gusti Allah. Rabbil ‘alamina, kang mengerani wong se-alam kabeh. Wa biihi, lan ning Allah, nasta’iinu, nyuwun pitulung kaula, ‘alaa umuriddunya, atas perkara di dunia, waddiini, lan perkara agama,” ucap Dofiri.

Baca Juga:Capres PDI P Diumumkan Juni, Hasto: Sudah di Kantong Bu MegaKenapa di Hotel Tidak Ada Jam Dinding? Ini Alasanya

Ia  hadiri mewakili Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam acara Apel Akbar 11.000 Kader NU menyongsong Satu Abad Nahdlatul Ulama di Kavling Kopelindo, Kelurahan Rangkapanjaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

Ia menyebut bahwa kehadirannya di tengah-tengah kegiatan NU bukan hal yang asing, bahkan kata Dofiri, ia seperti sedang pulang kampung saja. Apalagi kata Dofiri, ia juga lahir dari orang tua yang sangat nahdliyyin di kawasan Indramayu Jawa Barat.

Saat kecil di kampung, ia mengaku tidak belajar ngaji di dalam Pondok Pesantren, melainkan di musholla. Namun, kitab yang dibahas adalah kitab-kitab kuning gundul.

“Dulu di kampung saya bukan di pesantren, ya kira-kira belajar ngajinya seperti itu. Jadi yakinlah kalau dibelah dada saya juga, kira-kira keluarnya kayak itu. Dari batok kelapa keluarnya bendera NU.” tegasnya.

Kehadiranya, sambung dia  tentunya  kita sama-sama dan menghormati para ulama para kiai. Ulama itu pewaris para nabi, jadi barang siapa yang memuliakannya. Maka   sama dengan memuliakan Allah dan Rosulnya.

“Insya Allah kecintaan saya kepada para ulama sama dengan kecintaan nya pada junjungan Nabi Besar kita, Nabi Muhammad SAW,” tuturnya.

0 Komentar