Sementara berdasarkan pemantauan Radar Cirebon di beberapa lokasi di Kota Cirebon, masih banyak antrean warga memburu migor curah. Misalnya di agen migor di Jalan Lemahwungkuk. Di situ tampak antrean terjadi sejak pagi.
Sementara di agen yang berada di Jalan Kesambi Raya, juga Ddiserbu para pembeli yang berasal dari Kota Cirebon ataupun luar kota. Terparah di agen yang ada di Jalan Pangeran Drajat. Di agen tersebut, para pedagang hingga pengecer berebut antrean. Kepadatan pun tak terelakkan. Setiap harinya 1 truk migor curah berisikan 9 ton migor ludes.
“Ini mah cepat abis. Kadang sampai jam 14.00 WIB aja sudah habis. Ya mau gak mau ada yang gak dapat jatah. Gak kebagian. Tapi ya mau bagaimana lagi. Kita cuma dapat 9 ton. Ini juga kiriman langsung dari Jakarta, bukan dari Cirebon,” ujar salah satu pegawai di CV Maju Kekal Jaya Abadi di Pangeran Drajat, Rabu (6/4).
Salah seorang warga, Hadi, mengaku sudah mengantre sejak subuh untuk mendapatkan minyak goreng curah. Rencananya, minyak goreng yang dibeli tersebut untuk dijual kembali ke masyarakat umum. “Saya antre dari jam lima pagi. Saya beli buat dijual lagi ke masyarakat,” ujarnya.
Menurut Hadi, sampai saat ini masyarakat masih kesulitan untuk memperoleh minyak goreng curah bersubsidi sesuai dengan HET tertinggi yakni Rp15.500 per kilogram. Ditambah kebutuhan selama bulan Ramadan terus meningkat. “Memang susah sekarang. Apalagi saat ini Ramadan sampai lebaran nanti sangat butuh minyak goreng,” terangnya.
Terpisah, Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis SH mengucapkan syukur karena kelangkaan minyak goreng tidak membuat Kota Cirebon chaos. Hal itu merupakan kerja keras daripada aparatur pemerintah daerah yang di dalamnya termasuk Forkopimda. “Namun, saat ini yang menjadi penting adalah bagaimana kita Pemkot melalui Disperindag dan Forkopimda bisa memastikan dan mencegah terjadinya penimbunan,” ujar Azis kepada wartawan.
Sehingga, stok minyak goreng di pasaran sampai saat ini bisa relative cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga dihimbau agar tidak terlalu panik akan kondisi minyak goreng yang terjadi di lapangan. “Masyarakat jangan terlalu panik. Tapi kami Pemerintah Kota Cirebon akan melakukan kontrol dan monitoring terkait keberadaan migor,” jelasnya.
Jokowi Marah Lagi
