Kabupaten Cirebon Siaga Bencana, Stok Logistik untuk 3.000 Jiwa  

Kabupaten Cirebon Siaga Bencana, Stok Logistik untuk 3.000 Jiwa  
STOK LOGISTIK:  Kabid Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, H Eman Sulaeman memastikan logistik di Dinas Sosial masih cukup untuk konsumsi 3.000 jiwa. FOTO: ANDRI WIGUNA/ RADAR CIREBON
0 Komentar

 
SUMBER – Pemkab Cirebon sudah menetapkan status keadaan darurat bencana hidrometerologi hingga pertengahan 2021 mendatang. Sejumlah persiapan dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya dua bencana alam utama yakni banjir dan tanah longsor.
Kabid Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, H Eman Sulaeman mengatakan, salah satu persiapan yang dilakukan oleh Dinsos adalah menyiapkan berbagai kebutuhan dalam penanganan bencana. Di antaranya menyiapkan sarana dan prasarana serta kebutuhan logistik.
“Kita sudah siapkan banyak hal, dari mulai logistik makanan dan logistik perlengkapan. Kita sudah stok banyak bahan makanan yang nantinya akan digunakan saat terjadi bencana,” katanya.
Menurutnya, stok makanan yang ada di Dinas Sosial saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan makan 3.000 jiwa. Logistik makanan untuk para penyintas bencana alam tersebut siap didistribusikan ke titik-titik terjadinya bencana kapan pun dibutuhkan.
“Kita kan sudah ada SK siaga darurat bencananya. Otomatis kita mempersiapkan jika situasi terburuk terjadi. Dari sisi daya dukung Dinsos kita siap, ada stok logistik makanan untuk 3.000 jiwa di gudang kita,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dr Alex Suheriyawan MPd menuturkan, SK Bupati terkait kondisi siaga darurat bencana hidrometeorologi tersebut sudah ditandatangani. SK tersebut sudah diberlakukan sampai dengan akhir Mei 2021.
“Kita sudah siapkan tim yang nanti akan terjun ke lapangan, tentu dengan melibatkan unsur unsur lainnya, tidak hanya dari BPBD sendiri,” bebernya.
Lebih jauh Alex menyebut, ada beberapa tim yang sudah disiapkan oleh BPBD Kabupaten Cirebon yakni Unit Reaksi Cepat (URC) yang nantinya akan melakukan kaji cepat, assessment, penyelamatan dan evakuasi.
Selain itu, ada juga unit data informasi yang akan melakukan pengelolaan verifikasi data awal, proses data kedaruratan sampai dengan evaluasi data dan perbaikan pasca kondisi kedaruratan.
“Yang terakhir, ada unit pendukung operasional. Ini yang nanti menangani di dalam lingkup sarana dan prasarana peralatan, logistik dan kebutuhan lainnya. Di tingkat pusat dan Jawa Barat sudah terbentuk, kita di daerah tentu menyesuaiakan. Apalagi wilayah kita termasuk sering terjadi bencana, khususnya longsor dan banjir,”ungkapnya.

0 Komentar