Ketika Harga Cabai Mahal, DKP3 Kota Cirebon Ajak Masyarakat Tanam Sendiri

harga cabai rawit
Harga cabai rawit di wilayah Cirebon ikut mengalami lonjakan. Foto: Istimewa.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID- Harga cabai rawit di wilayah Cirebon ikut mengalami lonjakan.

Terbaru, pantauan hingga Sabtu (11/11/2023), harga cabai rawit hingga menyentuh angka Rp90 ribu per kilogram dari yang sebelumnya rata-rata Rp 40 ribu per kilogram.

Terkait kondisi ini, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon mengajak masyarakat untuk menghadapi kenaikan harga cabai dengan memanfaatkan pekarangan sebagai lahan pertanian urban.

Baca Juga:Jokowi Bertemu Mahmoud Abbas, Sampaikan Komitmen Indonesia Terus Dukung PalestinaPanglima TNI Mutasi Perwira Tinggi, Jumlahnya 105, Ada yang Digeser ke BIN, Ini Daftarnya

Kepala DKP3 Kota Cirebon Hj Elmi Masruroh MSi mengatakan bahwa kenaikan harga cabai tak hanya terjadi di Kota Cirebon saja, melainkan juga di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Menurutnya, anomali cuaca diduga menjadi salah satu faktor yang mendorong suplai komoditas cabai mengalami penurunan.

Ya kan memang salah satunya karena faktor cuaca ekstrem juga yang membuat suplainya menjadi berkurang,” katanya.

“Tapi mudah-mudahan kondisi ini tidak terlalu lama. Kenaikan harga cabai ini kan hampir setiap tahun selalu ada, tapi tidak lama akan turun lagi,” lanjutnya.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan di lingkungan sekitar untuk dijadikan lahan pertanian urban. Salah satunya dengan menanam cabai dan sayuran lainnya.

Di DKP3 Kota Cirebon, sendiri lanjut Elmi, ada program pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk ditanami berbagai jenis bahan pangan lokal.

Program pemanfaatan lahan pekarangan itu kami beri namanya Kampung Pangan Lestari Hijau (KPLH).

Baca Juga:Mengenal Ikram Al Giffari, Penjaga Gawang Indonesia yang Tampil Apik saat Lawan EkuadorPiala Dunia U17: Indonesia vs Panama Live SCTV dan Indosiar, Ayo Garuda Muda Tambah Poin Lagi!

Pasalnya, dengan menanam cabai sendiri, masyarakat bisa mendapatkan suplai cabainya sendiri untuk dikonsumsi.

Dengan demikian, diharapkan akan dapat membantu menurunkan harga cabai yang tengah melambung di pasaran.

“Kalau suplainya terpenuhi, otomatis akan membuat harga cabai di pasaran akan sedikit demi sedikit turun lagi,” katanya.

Elmi mengatakan, hingga kini sudah ada sebanyak 34 RW di Kota Cirebon yang mengikuti program itu dan dampak paling terasa adalah masyarakat dapat menjaga ketahanan pangan di tingkat keluarga.

Menurut dia, program itu dapat dikategorikan sebagai upaya Pemkot Cirebon dalam menerapkan diversifikasi berbasis pangan lokal.

Hanya saja, katanya, masih terdapat sejumlah kendala terkait program tersebut. Yakni bagaimana kelompok pengelola KPLH ini konsisten dalam mengikuti program tersebut.

0 Komentar