Level 2, Justru Waspada

Level 2, Justru Waspada
ILUSTRASI/FIZXABAY.COM
0 Komentar

 MAJALENGKA – Masuknya Kabupaten Majalengka di level 2 bersama 8 kota lain di Jawa Barat setelah pengumuman pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diperpanjang hingga 30 Agustus, disikapi Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd.
Pemberlakuan PPKM itu sendiri bagi daerah dengan level 2 sampai 4. Bupati Karna justru mewaspadai masuknya Kota Angin di level 2. Bupati khawatir naiknya kategori level penyebaran virus Corona di Majalengka harus disikapi masyarakat untuk tidak abai terkait protokol kesehatan.
“Lagi-lagi argumen saya berpikir bahwa apapun levelnya tetapi itu hanya sementara sebetulnya. Apakah kita bisa mempertahankan sampai 30 Agustus nanti di level 2 ini. Nanti kalau dari tanggal 23 sampai 30 tiba-tiba muncul ada ledakan lagi berarti tidak level 2 lagi,” ujar Karna.
Oleh karenanya, Karna mengingatkan masyarakat agar tetap mewaspadai gerakan virus Corona yang bisa menimbulkan kasus terkonfirmasi baru.
Sebetulnya level ini memberikan aba-aba ke pemda agar mewaspadai gerakan masyarakat yang bisa menimbulkan kasus konfirmasi. “Berbeda dengan penghargaan, kalau ini mah hanya mengingatkan saja. Bukan berarti kita akan diam justru akan lebih mengawasi dan mengendalikan pergerakan masyarakat. Makanya ke pak sekda diinformasikan apa yang bisa dilonggarkan di level dua ini, umpamanya restoran gimana wisata gimana jadi tidak dibuka total,” terangnya.
Orang nomor satu di Pemkab Majalengka ini menyatakan, pihaknya akan tetap menguatkan kepekaan terhadap gerakan masyarakat. Sebab, selama ini kasus Covid-19 di Majalengka juga masih labil, alias naik turun.
“Kalau levelnya level 1 mungkin bisa 100 persen, ini kan baru level 2 antara 50-75 persen saja. Kami dengan forkopimda akan menguatkan kepekaan kita dengan kondisi di Majalengka. Karena data terus bergerak, memang berkurang yang terkonfirmasi meninggal tapi ini harus dijaga,” tegasnya.
Terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), Karna menyebut akan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan para pelaku yang terjun langsung di sekolah. Khususnya, terkait pertimbangan kesehatan baik dari guru maupun siswanya. “Hari ini (kemarin,red) saya mau vicon dengan semua guru, SD SMP SMA di Majalengka yang ingin memulai PTM, bagaimana pertimbangan kesehatannya. Bagaimana jaminan ketika ada kasus di sekolah ini yang paling diantisipasi,” imbuhnya. (ono)

0 Komentar